PEKANBARU- Jajaran Ditreskrimum Polda Riau melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pencurian minyak mentah dari pipa milik Chevron Pasific Indonesia (CPI) yang berada di Jalan Lintas Desa Kota Garo, Simpang Gelombang, Kecamatan Tampung Hilir, Kabupaten Kampar, Rabu (20/11/2019).

Pantauan GoRiau di lapangan, setibanya di lokasi Ditkrimum Polda Riau, Kombes Pol Hadi Purwanto, Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto, Kasubdit III Ditreskrimum Polda Riau, Mohammad Kholid, beserta tim dari Chevron Pasific Indonesia (CPI), langsung melakukan cek lokasi, dimana dilokasi tersebut didapati selang kain sepanjang 70 meter untuk memindahkan minyak mentah dari pipa milik CPI ke tangki pengangkut minyak.

Dimana selang tersebut ditanamkan didalam tanah kurang lebih sedalam 10 centimeter, ditanam menyebrangi jalan raya antara pipa CPI hingga ke belakang warung kopi dimana biasanya mobil tangki maupun truk biasa parkir agar tidak menimbulkan kecurigaan petugas keamanan.

Di belakang warung tersebut kemudian dilakukan penyedotan minyak kedalam tangki. Agar tidak tergangu saat melancarkan aksinya, para pelaku ilegal tapping membeli warung kopi tersebut sebesar Rp 50 juta rupiah sudah sejak empat bulan yang lalu.

"Iya, warung ini dibeli sama Daulad Panjaitan sekitar empat bulan lalu sebesar 50 juta. Kami juga nggak tau aktivitas mereka ternyata seperti itu disini, sebelumnya memang saya niat jual warung ini karena ada masalah sama mantan suami saya kemarin, ini kami balik lagi karena terjadi seperti ini dan tidak ada yang menempati warung ini," kata pemilik warung kopi, Jumaini di lokasi kejadian kepada wartawan.

Terpisah Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto, menyampaikan bagaimana proses pencurian yang dilakukan oleh pelaku ilegal tapping yang sangat terorganisir atau telah direncanakan dengan matang.

"Kita sekarang ada di TKP ilegal tapping di Kampar kiri, di sini adalah tempat penampungan akhirnya dari proses pencurian yang terorganisir, mereka melakukan pengeboran di pipa minyak Chevron yang ada di sebrang sana. Kemudian mereka membuat terowongan di bawah jalan lalu melalui pipa yang disalurkan kemudian tangki menunggu muatan di belakang warung kopi ini," jelas Sunarto. ***