JAKARTA -- Di tengah kebijakan Pemerintah Arab Saudi membatasi jumlah jamaah haji pada musim haji 1442 H, sebanyak 327 warga negara Indonesia (WNI) beruntung masuk dalam kuota jamaah yang bisa menunaikan rukun Islam kelima tersebut tahun ini.

Bahwa 327 WNI bisa menunaikan ibadah haji tahun ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat mengikuti Istighosah dan Pembacaan Shalawat Nariyah yang diselenggarakan Majelis Ahlul Hidayah (Majelis AH) Pimpinan KH Nusron Wahid, Ahad (18/7/2021) malam.

Dikutip dari Republika.co.id, dalam sambutannya, Airlangga mengatakan sejumlah poin, salah satunya tentang ibadah haji. Diketahui, tahun 2021 ini Indonesia kembali tidak bisa memberangkatkan jamaah haji ke Tanah Suci sehubungan dengan kebijakan Arab Saudi.

Bukan hanya bagi Indonesia, tapi juga seluruh negara, tidak bisa memberangkatkan jamaah haji lantaran masih pandemi Covid-19.

Pemerintah Arab Saudi hanya menyelenggarakan haji secara terbatas untuk warga domestik. Dari kebijakan itu, sebagian WNA yang tinggal di Arah Saudi ternyata mendapatkan kuota.

''Alhamdulillah ada 327 WN yang bermukim di Arab Saudi mendapatkan kesempatan menjalankan ibadah haji tahun ini,'' ujar Airlangga saat mengikuti kegiatan tersebut secara virtual.

Tutur Airlangga, menjelang perayaan Idul Adha 1442 H, Indonesia akan merayakannya bersamaan dengan kegiatan PPKM yang diberlakukan di Jawa-Bali serta di 15 daerah di luar Jawa. Dia pun memohon agar para habaib dan ulama mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan ibadah.

''Pada zona merah dengan tingkat penularan covidnya tinggi, penyelenggaraan shalat Idul Adha di masjid, musalah atau lapangan, ditiadakan. Kita hanya bisa menjalankan shalat Idul Adha di rumah masing-masing sesuai surat edaran Menteri Agama,'' katanya.

Adapun terkait protokol pemotongan hewan kurban yang biasanya dilakukan usai shalat Idul Adha, untuk wilayah zona merah lebih baik dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH) guna menghindari kerumunan orang yang berpotensi menjadi penularan virus corona.***