PEKANBARU - Kebakaran hutan dan lahan setiap tahunnya menjadi permasalahan serius yang harus dituntaskan. Sebagai kepala daerah, Gubernur Riau Syamsuar berpikir keras agar petani yang selama ini membuka lahan dengan cara dibakar tidak lagi melakukan hal tersebut.

Syamsuar mengungkapkan kepada GoRiau.com, Selasa (5/3/2019), kedepan tentunya Pemerintah Provinsi Riau ingin memberikan solusi dan diharapkan juga kepada perusahaan besar di Riau, kiranya dapat membantu pemerintah daerah dan pusat dalam mendukung program pemerintah.

"Kami juga ingin mempersiapkan, agar kita bisa melakukan pengadaan alat pertanian yang dibutuhkan petani untuk mengolah tanahnya. Jadi kita melarang membakar, konsekuensinya kita juga harus menyiapkan sarana dan prasarana yang kedepannya bisa digunakan petani. Misalnya, seperti eskavator dan traktor, agar petani saat membuka lahan tanpa harus membakar. Jadi kita bukan hanya melarang, tapi memberikan solusinya," kata Syamsuar.

Dikatakan mantan bupati dua periode ini, alat pertanian bantuan pemerintah dan perusahaan swasta nanti diserahkan kepada bupati/walikota agar bisa digunakan oleh petani. Nantinya bisa digunakan secara maksimal oleh petani yang memang membutuhkan saat membuka lahan pertanian.

"Termasuk menyediakan tanaman-tanaman yang ramah terhadap lingkungan. Yang bisa menjadi sumber kehidupan masyarakat. Jadi tidak semata-mata kelapa sawit yang menjadi sumber pendapatan masyarakat dan ini juga peran bupati/walikota menyampaikan kepada masyarakat," ungkap Syamsuar.

Syamsuar saat menjabat sebagai Bupati Siak sudah membuktikan di Kabupaten Siak, ada lebih 800 hektar kebun nanas yang dikelola masyarakat. Nanas yang sudah dipanen pun tidak sulit dijual ke pasar oleh petani, sebab pembelinya datang dari Jakarta dan Bandung. Angkutannya langsung tiba di lokasi dan petani langsung menyerahkan hasil kebun nanasnya.

"Begitu juga dengan tanaman padi, kemarin Menteri Luhut mengingatkan saya untuk meningkatkan produksi padi di Kabupaten Kuantan Singingi bisa seperti di Kabupaten Siak. Apalagi di Siak banyak alih fungsi lahan dari kebun sawit menjadi lahan padi," terang Syamsuar.

Di Kabupaten Siak, menurut Syamsuar, petani padi bisa menghasilkan 6 ton untuk 1 hektar dan bisa dua kali musim tanam dalam setahun. Jadi kalau 1 hektar itu ada 6 ton dengan harga padi atau gabah Rp4.600 per kilogram, petani lebih sejahtera dari pada menanam sawit.

"Di Siak hasil padinya lebih bagus dan alih fungsi lahan dari kelapa sawit ke padi lebih banyak daripada sebaliknya, karena lebih menguntungkan. Ini merupakan inovasi yang bisa kita buat untuk Riau. Karena segala-galanya tidak harus sawit melulu," jelas Syamsuar. ***