JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pelaksanan program kartu prakerja tahun 2020 telah tersalurkan kepada 5,5 juta penerima dari 11 gelombang. Program Kartu Prakerja merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sektor perlindungan sosial.

“Dari segi outcome selain untuk memberikan keterampilan dan meningkatkan kompetensi program juga terbukti sebagai instrumen perlinduangn sosila yang melindungi daya beli penerima,” ucap Airlangga dalam telekonferensi pers pada Selasa (23/2).

Penerima program kartu prakerja tahun 2020 terdistribusi secara merata dan proporsional di 514 kabupaten dan kota dari 34 provinsi di Indonesia dengan tiga provinsi terbanyak yaitu Jawa Barat (793 ribu peserta), Jawa Timur (651 ribu peserta), dan DKI Jakarta (542 ribu peserta).

“Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan program ini, mengambil berbagai pelatihan keterampilan kerja dan kewirausahaan yang dapat menjadi bekal hidup selama dan paska pandemi,” ucap Airlangga.

Ia mengatakan dari hasil survey evaluasi yang dilakukan oleh Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, 35% penerima yang awalnya menganggur kemudian saat dilakukan evaluasi telah bekerja atau berwirausaha. Dimana 17% berubah dari menganggur menjadi wirausaha dan 18% berubah dari mengangguran jadi pegawai/buruh/freelance.

“Program kartu pra kerja juga mendorong peserta kembali bekerja termasuk kewirausahaan,” ucap Airlangga.

Dalam skema program Kartu Prakerja peserta berhak menerima insentif sebesar Rp 3,55 juta. Jumlah ini terbagi dalam 1 juta dari total insentif diberikan kepada penerima dalam bentuk voucher pelatihan.Sementara Rp 2,4 juta sisanya digelontorkan secara tunai dan pencairannya dilakukan selama empat kali.

Kemudian, Rp 150 ribu sisanya diberikan saat peserta sudah mengisi tiga kali survei program. Keberhasilan Program Kartu Prakerja telah divalidasi oleh Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2020, dimana 88,9% penerima Kartu Prakerja menyatakan bahwa keterampilan mereka meningkat.

Selain itu, 81,2% penerima Kartu Prakerja menyatakan bahwa dana insentif pasca pelatihan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari yang sesuai dengan penugasan sebagai program perlindungan sosial selama masa pandemi.

Dalam hal pengembangan kompetensi, Survei Evaluasi yang dilakukan oleh Manajemen Pelaksana mencatat bahwa 94% penerima Kartu Prakerja mengalami pengembangan kompetensi melalui skilling, upskilling, dan reskilling. Lebih dari sepertiga penerima Kartu Prakerja yang semula tidak bekerja berubah menjadi bekerja, baik sebagai karyawan maupun pelaku wirausaha.

Lebih lanjut Airlangga mengatakan program kartu prakerja ini telah membawa banyak inovasi. Pihaknya terus menjaga momentum reformasi dari pelayanan publik ini. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Manajemen Program Kartu Prakerja yang telah melaksanakan di tahun 2020 dan berharap di tahun 2021 ini bisa lebih baik, “ucap Airlangga. ***