PEKANBARU - Setelah batal terbang dan delay selama hampir tiga jam, pesawat Lion Air tujuan Bandara Kuala Namu, Medan akhirnya diperbolehkan take off dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru-Riau, Jumat (8/1/2016) sore, sekitar pukul 17.30 WIB.

Pesawat itu tak jadi terbang lantaran seorang oknum TNI-AD berpangkat Mayor CBA berinisial S, bercanda dengan mengatakan kepada seorang pramugari kalau isi tasnya ada bom dan bisa meledak. Spontan seisi pesawat geger, dan pilot bernama Kapten Abimanyu Hadi terpaksa mencancel penerbangan.

Kapolsek Bukit Raya, Kompol Ricky Ricardo, melalui Kanit Reskrim, Ipda M Bahari Abdi menceritakan, saat itu Mayor S sedang memangku tasnya di kursi penumpang. Melihat itu, pramugari menyarankan agar dia meletakkannya di kabin, agar lebih aman. Sempat waktu itu S tidak mengindahkannya.

Karena didesak oleh si pramugari, Mayor S akhirnya mengalah dan membiarkan si pramugari meletakkan tas tersebut ke kabin. Saat itulah S nyeletuk dan berkata, 'hati-hati mbak, awas tasnya meledak'. "Karena itu pramugari berasumsi kalau itu bom dan langsung melapor ke pilot, dan pilot memutuskan menunda penerbangan," urai Bahari Abdi.

Bergegas pihak sekuriti mengevakuasi penumpang dan mengamankan oknum berinisial S tersebut. Diapun langsung menjalani investigasi oleh pihak otoritas bandara. "Kita investigasi, sesuai standarirasi keamanan bandara. Setelah di cek, pesawat aman (tidak ada bom, red)," sebut General Manager Angkasa Pura II, Jaya Tahoma kepada GoRiau.com.

Pantauan GoRiau.com di bandara, aksi Mayor S ini sempat menjadi buah bibir para penumpang. Selain itu, kejadian ini juga sempat bikin geger karyawan Bandara SSK II. "Iya tadi sempat dengar ribut-ribut katanya ada isu bom, pesawatnya ditunda penerbangan," sebut Yuni, salahseorang penumpang. ***