SIAK SRI INDRAPURA, GORIAU.COM - Bukannya bahagia disaat musim panen tiba. Sebaliknya, petani sawit di Kabupaten Siak, Riau ini malah sedih dan binggung mencari pinjaman dana untuk membayar upah tukang dodos. Di sisi lain, petani takut juga, jika membiarkan buah sawit yang sudah masak tak dipanen, akan merusak buah lainnya.

"Tak ada lagi yang saya banggakan dari kebun sawit ini mas, boro-boro mau untung, untuk bayar upah tukang dodos saja saya harus ngutang. Bayangkan, harganya cuma 400 rupiah perkilo. Aneh juga, giliran mau panen bukannya senang, tapi bikin sedih," keluh Tarno, salah seorang petani sawit di Bungaraya kepada GoRiau.com, Senin (31/8/2015).

Data terangkum, hampir seluruh petani di Siak mengeluhkan harga jual sawit yang begitu rendah sejak setahun terakhir. "Ada apa dengan Negeri ini ya bang, sudah jelas masyarakat Riau ini umumnya petani sawit. Disaat kondisi seperti ini, kok pemerintah diam saja, atau mereka tak perduli lagi dengan nasib rakyatnya," papar Tukiman, petani sawit di Lubuk Dalam.

Puji, petani sawit dari Kecamatan Siak mengatakan, sejak sebulan terakhir harga sudah jatuh di bawah Rp1.000 perkilo. Awalnya, usai lebaran lalu, harga pelan-pelan turun menjadi Rp800, kemudian Rp650 hingga jatuh dan bertahan jadi Rp 400 perkilo."Harga 400 rupiah ini membuat perekonomiaa tak seimbang, sebab kebutuhan pokok merangkak naik," keluhnya. 

Siyad, petani sawit di Koto Gasib menilai pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi, gagal total. Krisis yang dirasakan masyarakat mencakup semua sektor. "Dimana pemerintah dalam kondisi serba terpuruk ini, kalau ini dibiarkan berlarut-larut, wah gawat mas, tak tahu lagi mau jadi apa negeri ini," ujarnya pesimis.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak Teten Efendi mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk membantu petani dalam menaikkan harga tanda buah sawit (TBS).

"Kita sudah cek, ternyata turunnya harga TBS merata di Riau, bukan Siak saja. Kondisi ini sudah kita sampaikan ke Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi Riau. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada solusinya," jelas Teten optimis.(nal)