MALANG - Deklarasi Koalisi Perubahan pendukung Anies Baswedan yang harusnya dilakukan Kamis (10/11/2022) batal. Meski begitu Ketum Demokrat Agus Harimurtri Yudhoyono (AHY) mengaku komunikasi antarpartai semakin intensif.

Seperti diketahui koalisi perubahan itu digagas oleh tiga partai. Meliputi Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat. "Kami melakukan cukup sering pertemuan, baik di tingkat pimpinan, maupun di tingkat jajaran yang secara teknis membicarakan berbagai peluang dan merumuskan, memperkuat visi kebersamaan," ujar AHY.

AHY mengungkapkan itu usai menghadiri pelantikan serentak pengurus DPC partai Demokrat se-Provinsi Jatim di Hotel Singhasari, Kota Batu, Minggu (13/11/2022). "Harus ada platform kuat yaitu perubahan dan perbaikan. Itu menjadi kunci dan pemersatu partai. Namun demikian, tentu komunikasi, apalagi berbicara koalisi, tidak sesederhana seperti yang diperbincangkan," katanya.

AHY menyampaikan bahwa berbagai elemen tentu sudah menanti-nanti kapan deklarasi koalisi perubahan dilakukan. Dari situ, AHY meminta agar semua bisa lebih bersabar menunggu hasilnya nanti. "Tentu ada yang tidak sabar, kapan nih bisa deklarasi dan diformalkan? Saya mengatakan pada saatnya momentum itu akan hadir insyallah. Tetapi kami tidak ingin tergesa-gesa lalu hanya sekadar saja," terangnya.

"Kalau hanya mendeklarasikan lalu kemudian anyep, tidak berkembang, lalu seolah jalan di tempat dan mundur ke belakang rasanya bukan itu yang kita inginkan. Koalisi ini harus berubah tentu untuk menang. Menangnya bukan untuk kekuasaan tapi bagi kebaikan masyarakat," sambungnya.

Sementara saat disinggung soal pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang akan di usung koalisi perubahan. Dikatakan AHY, bahwa saat ini tiga partai masih terus melakukan pembahasan bersama.

"Di antara tiga partai ini tidak ada yang ingin gegabah, kami inginkan pasangan yang diusung nanti memiliki kemenangan yang baik. Kita harus membedah peta politik Indonesia saat ini. Mana-mana yang merupakan basis kekuatan, mana yang ada tantangannya, mana yang merupakan masyarakat yang belum menentukan pilihan," ujarnya.***