PASIR PANGARAIAN, GORIAU.COM - Meski kebun kelapa sawit merupakan primadona di Rokan Hulu, Riau, namun sebagian besar warga masih bertahan dengan berkebun karet. Pasalnya, karet merupakan komoditi yang awet dan tahan lama, sayangnya harga karet beberapa bulan terakhir anjlok dan tidak lagi mampu menopang perekonomian keluarga.

''Harga karet saat ini anjlok, tak bisa lagi untuk makan, apalagi untuk menyekolahkan atau menguliahkan anak. Kami terpaksa menyetop biaya kuliah anak untuk sementara,'' ujar petani karet Desa Airpanas, Kecamatan Pendalian IV Koto, Rokan Hulu, Sukamto.

Dia menjelaskan, akibat harga karet yang tidak stabil maka dirinya sekarang bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan keluarga. ''Apa boleh buat, kalau ingin tetap hidup harus bekerja di kebun sawit. Dan pengeluaran harus direm termasuk biaya sekolah dan kuliah anak,'' jelasnya.

''Kita berencana akan mengubah kebun karet yang dimiliki menjadi kebun sawit. Mudah-mudahan bisa terealisasi,'' ungkapnya.

Sementara itu, Kamis (15/10) Kades Desa Airpanas Sugiono dan Staf, Ketua KUD Wisma Tani, Masrul dan stafnya, ketua kelompok tani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Bina Tani Makmur dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Desa Airpanas melakukan studi banding ( Stuban) ke Kebun Plasma Kelapa Sawit Desa Dayo kecamatan Tandun yang sedang melakukan program replanting dan telah melakukan penanaman setahun yang lalu.

Stuban dilakukan dalam rangka mempelajari cara penanaman sawit. Mereka disambut hangat oleh Kades Desa Dayo Fitria Ruliani beserta staf, Ketua KUD Dayo Mukti Rohadi dan Tokoh Masyarakat Dayo. (ram)