PEKANBARU - Banyaknya suku-suku yang mendiami Provinsi Riau menjadikan Riau sebagai provinsi yang cukup heterogen, akibatnya setiap kali ajang Pilkada, para Paslon mencoba meraih simpati suku-suku tertentu dan tak jarang menyudutkan Paslon yang berasal dari ras tertentu.

Menanggapi hal ini, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Riau, Fachri Yasin menegaskan bahwa 51 paguyuban yang ada di Riau sudah sepakat untuk tidak terlibat dalam Pemilu.

"FPK tidak terlibat di Pilkada, kita berharap begitu (antar paguyuban tidak ada gesekan). Kita juga sudah sepakat dengan semua paguyuban. Jadi Pilkada bukan masalah paguyuban, ini masalah suara saja," kata Fachri kepada GoRiau.com, Rabu (14/10/2020).

Senada dengan Fachri, Sekretaris FPK, Jailani mengingatkan semua masyarakat untuk menerapkan prinsip berbangsa dan bernegara, sehingga isu-isu SARA di Pilkada tidak perlu dibesar-besarkan.

Dia berharap kepada semua pihak termasuk kepada media massa untuk menetralisir setiap potensi pergesekan isu SARA di Pilkada Serentak 2020 ini.

"Pilkada ini hanya sebentar. Pilkada hanya beberapa saat, setelah itu kan kita hidup bersama. Kalau ada calon kepala daerah yang menggunakan itu, kita jangan mau (terpengaruh). Karena setelah itu, kita akan hidup normal bermasyarakat lagi, ini yang patut dijaga bersama," tutupnya. ***