JAKARTA, GORIAU.COM - Biasanya, dalam multieven, jika peserta banyak maka tuan rumah bakal senang karena bisa mendapat keuntungan ekonomi yang menggiurkan. Namun tidak begitu dengan gelaran Islamic Solidarity Games (ISG). Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengaku bakal kewalahan seandainya negara peserta bertambah banyak lagi.

Hal itu berkaitan dengan penyediaan akomodasi bagi kontingen. Pasalnya, Riau, khususnya Pekanbaru dianggap tak memiliki fasilitas mumpuni untuk menampung kontingen lebih banyak lagi. "Penginapan di Riau sudah overload. Ini karena ISG hanya digelar di Pekanbaru, bukan di Riau secara keseluruhan," ujar Sekjen KOI Anthony Sunarjo.

Dia menjelaskan, saat ini sudah terdapat kurang lebih 3052 atlet yang ambil bagian di event tersebut.

Jumlah itu merupakan akumulasi dari 44 negara yang sudah menyatakan diri berpartisipasi. Jika ditambah dengan ofisial, jumlahnya bisa mencapai 4000an orang. Jumlah tersebut sebenarnya lebih sedikit ketimbang PON 2012 ketika Riau juga menjadi tuan rumah. Bedanya, saat itu PON digeber di semua kota di Riau.

Nah, berkaca pada gelaran PON yang bisa dikatakan tak terlalu bagus dalam hal akomodasi, KOI tentu tak mau sembarangan mengambil keputusan. Pasalnya, selain hotel, wisma atlet yang terletak di Rumbai juga tidak berada dalam kondisi bagus.

"Kami tidak tahu bagaimana kondisi wisma atlet sekarang ini. Apakah sudah bagus atau belum," tambah pria yang juga menjabat sebagai Ketua Harian PB Perbakin tersebut.

Karena ingin mengharumkan Indonesia yang sudah ditunjuk sebagai tuan rumah, KOI tentu harus berpikir keras demi memuaskan semua kontingen. Apalagi, akomodasi memegang peranan superkrusial dalam sebuah event. "Jangan sampai nantinya da kontingen yang tidak kebagian penginapan," ujar Anthony. (jpnn)