PEKANBARU - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Riau akan menggelar salat istisqa untuk meminta hujan secara serentak di Provinsi Riau, untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang semakin meresahkan.

Ketua PWNU Riau Tengku Rusli Ahmad menjelaskan, hal itu merupakan keputusan PWNU Riau terkait kabut asap yang semakin tebal di Pekanbaru dan juga telah berdampak pada berbagai mahkluk hidup lainnya.

"Karena ini sudah darurat, maka NU Riau menyatakan berjihad untuk mengatasi Karhutla, yakni kita akan menggelar Salat Istisqa dengan nama gerakan Riau Salat Istisqa bersama (Rasisma) pada jam 09.00 WIB, hari Selasa besok. Ini adalah panggilan moral NU dalam menanggapi permasalahan Karhutla," ujarnya, Senin, (12/8/2019).

Oleh karena itu, Rusli Ahmad atas nama NU Riau memerintahkan jajaran internalnya, baik ditingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga tingkat desa untuk ikut melaksanakan shalat Istisqa bersama. Selain itu, ia juga menghimbau, sekolah-sekolah yang berada dibawah naungan NU serta mesjid-mesjid NU untuk ikut melakukan Rasisma ini.

"Kita instruksikan juga sekolah-sekolah yang ada dibawah naungan NU, juga mesjid-mesjid untuk menggelar Rasisma ini," ungkapnya.

"Kami juga meminta dan mengajak Gubernur Riau agar membuat surat terkait gerakan tersebut agar diikuti hingga ketingkat kabupaten/kota, kecamatan dan desa, dan membawa anak yatim. Kemudian, kami juga meminta, menghimbau dan mengajak TNI dan Polri untuk ikut melaksanakan salat ini setelah apel pagi dan membawa anak yatim juga," terangnya.

Rusli pun menjelaskan, ada alasan membawa anak yatim dalam melaksanakan gerakan Rasisma ini. Yakni, karena untuk menjalankan Salat Istisqa diharuskan berpuasa selama 3 hari atau menyantuni anak yatim.

"Karena kita tidak berpuasa, maka kita menyantuni anak yatim. Kita juga berharap dengan menyantuni anak-anak yatim ini, doa kita cepat diijabah oleh Allah SWT," terangnya.

Selain itu, Rusli juga menjelaskan bahwa Rasisma ini bukan hanya dikarenakan kerugian yang dialami oleh manusia akibat Karhutla. Akan tetapi, juga sebagai keprihatinan atas mahkluk hidup lain, seperti hewan dan tumbuhan yang juga terdampak dan harus mati akibat Karhutla.

"Menyelesaikan Karhutla ini memang tidak bisa serta merta secara parsial. Kita juga harus minta kepada Allah SWT agar diturunkan hujan lebat dan lama, Nabi Muhammad SAW juga pernah melakukan ini," ucapnya.

Sementara itu, ia melanjutkan bahwa Salat Istisqa ini sudah digelar tadi malam juga. Setidaknya ada 200 anak yatim yang disantuni dan diajak makan bersama pada malam tadi.

"Tadi malam kita sudah mulai melakukan Salat Istisqa ini dan ada 200 anak yatim yang kita santuni. Kita juga bersyukur, Alhamdulillah tadi pagi hujan di Pekanbaru dan daerah lain," paparnya.***