BANDUNG - Bagi kebanyakan lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), keterbatasan ekonomi ditambah gagal dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) merupakan mimpi buruk.

Namun hal itu tidak berlaku bagi Maidevo Dicky Saputra (20). Ia tidak pernah lupa bersyukur sekecil apapun nikmat yang Allah berikan. Ya nikmat sehat, nikmat hidup bahagia, meski orang lain memandang dirinya berasal dari keluarga pas pasan.

Tinggal di daerah Pasar Baru Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Dicky adalah lulusan SMP Negeri II Pangkalan Kerinci. Terlahir dari keluarga pas-pasan membuatnya tidak pernah berputus asa untuk selalu berusaha lebih baik.

Ayah Dicky bekerja sebagai penjual buah keliling dengan penghasilan tidak menentu, mulai pagi hingga sore hari. Mengumpulkan sedikit demi sedikit uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Jangankan untuk kuliah, untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari keluarga saja, kami masih kurang," tutur Dicky kepada GoRiau.com (GoNews Group) mengawali obrolan ketika Tim PT Riau Andalan Pulp and Paper mengunjungi Kampus Akademi Teknologi Pulp dan Kertas (ATPK) Bandung, Selasa (29/11/2016).

Dengan keterbatasan ekonomi keluarganya, lantas tidak membuat anak ke empat dari lima bersaudara ini berputus asa dan pasrah dengan keadaan atas keinginanya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi.

Dicky tidak menyerah dan berupaya mencari kesempatan meski peluang seolah sudah sedemikian tertutup. Lulusan SLTA tahun 2014 ini benar-benar ingin sampai di perguruan tinggi.

Jalan terang itupun akhirnya perlahan mulai ditunjukkan. Dicky mendapatkan informasi dari gurunya yang bernama Badriah, tentang adanya seleksi beasiswa PT RAPP merupakan perusahaan bagian dari APRIL Grup.

Kabar itu akhirnya ditempuh Dicky, meski nanti akan berakhir di perguruan tinggi swasta, namun terpenting adalah mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan kuliah.

"Tekat saya harus melanjutkan sekolah. Kemudian saya ikut tes beasiswa RAPP," kata Dicky.

Belakangan upaya tak mudah menyerah itu, telah menempatkan putra pasangan Marvis dan Nurhayani menjadi salah satu mahasiswa ATPK Bandung. Dicky adalah salah satu yang lulus tes beasiswa dari PT RAPP.

"Saya sempat menunggu-nunggu kabar sekian waktu, tapi bulum ada kepastian. Tiba-tiba saya mendapat kabar kalau saya lulus seleksi beasiswa RAPP," kenang Dicky.

Dituturkan remaja polos ini, andaikata dirinya tidak memperoleh beasiswa dari RAPP, mustahil untuk bisa melanjutkan sekolah kejenjang lebih tinggi. Apalagi setelah menuntaskan sekolahnya di ATPK Bandung, Dicky langsung diterima bekerja diperusahaan terbesar di Asia.

"Mustahil bagi saya untuk melanjutkan sekolah, dengan keterbatasan ekonomi keluarga. Beasiswa RAPP ini merupakan anugerah," imbuh Dicky menutup cerita.

Baca Juga: Beri Motifasi Mahasiswa Penerima Beasiswanya, Tim RAPP Kunjungi Kampus ATPK Bandung

Koordinator Program Pendidikan CD PT RAPP, Vonne Kandou pada kesempatan kunjungan di ATPK Bandung menyampaikan, bahwa salah satu program Community Development (CD) PT RAPP adalah pemberian beasiswa.

Baca Juga: Direktur ATPK Bandung: Mahasiswa dari RAPP Selalu Mendominasi Dalam Prestasi

"Pemberian beasiswa adalah program rutin perusahaan untuk membantu program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan melalui kesempatan memperoleh pendidikan, sesuai visi dari founder kita, Bapak Sukanto Tanoto melalui tiga pilar, yakni education (pendidikan), empowerment (pemberdayaan), dan enhancement (peningkatan kualitas hidup)," tandasnya Vonne.*** #PELALAWAN