PEKANBARU - Pasca pembongkaran lapak pedagang kaki lima (PKL) di jalan Teratai dan jalan Alamudinsyah, Senin (19/9/2016) dinihari tadi. Sejumlah pedagang masih tetap bertahan dan berjualan di lokasi meski lapaknya sudah dibongkar.

Beberapa pedagang yang sempat diwawancarai GoRiau.com, memilih bertahan karena tidak mendapat tempat lagi di lokasi pasar higinis yang disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.

"Di sana (pasar higinis) cuma ada 150 lapak, sedangkan kita pedagang ada 500. Kemarin ada yang minta KTP dan KK untuk daftar tempat, tapi tetap saja kami tidak dapat," kata seorang pedagang sayur yang akrab disapa Mamak Rendi kepada GoRiau.com di lokasi.

Pedagang lainnya, Buyung, mengaku jika sejumlah pedagang nyaris bentrok dengan petugas yang melakukan pengamanan di lokasi penggusuran yang melarang para pedagang untuk berjualan.

"Kita hampir bentrok tadi, setelah berdepat dengan pedagang lain, akhirnya mereka biarkan kita bedagang di sini. Tapi besok harus sudah pindah," ujar Buyung.

Sejumlah pedagang mengaku bingung untuk pindah dari lokasi yang lama, dengan berbagai alasan. Jika pindah ke pasar higinis, lapak sudah tidak mencukupi.

"Kalau kita pindah ke basement, orang tidak ada yang mau masuk belanja ke sana dan kita juga harus bayar sewa tempat. Kemarin katanya gratis sewa enam bulan, setelah kita cek lagi, cuma tiga bulan," ujar salah seorang pedagang jengkol yang tetap bertahan di lokasi penggusuran.

Dinihari tadi, sekitar pukul 02.00 WIB, 400 personel gabungan Satpol PP, Polisi dan TNI membongkar lapak PKL di sepanjang jalan Teratai, jalan Alamuddinsyah.

Penggusuran dilakukan Pemko Pekanbaru karena lapak para PKL sudah memakan badan jalan hingga menyebabkan kemacetan. Pemerintah pun menyediakan lokasi pasar higinis di bekas SD jalan Teratai dan area basement Plaza Central.***