PEMALANG -- Sebuah keluarga di Dusun Sukatapa, Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, menyimpan mayat remaja perempuan, SAR (14), selama 2,5 bulan, dalam kamar di rumahnya.

Dikutip dari detikcom, meski sudah disimpan keluarganya sekitar 2,5 bulan, namun jenazah gadis remaja itu tidak menimbulkan bau busuk.

''Tidak sama sekali. Tidak berbau menyengat. Iya, sangat aneh,'' kata Ustaz Zaenuri saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (11/1/2022).

Zaenuri adalah tokoh agama Desa Plakaran yang turut membujuk keluarga SAR agar bersedia menguburkan mayat siswi kelas 1 SMP itu. Dia mengatakan sempat masuk ke kamar tempat jenazah SAR disimpan.

''Saya sempat ke kamarnya (tempat di mana mayat SAR diletakkan dalam posisi tidur), tapi tidak merasakan bau apa-apa. Ya normal, biasa,'' kata Zaenuri.

Dari hasil pemeriksaan tim medis, ungkap Zaenuri, SAR diduga meninggal sejak 2,5 bulan yang lalu. ''Kondisinya (mayat SAR) sudah berwarna cokelat gelap dan kehitam-hitaman,'' ujar Zaenuri.

Bahwa SAR sudah meninggal sejak 2,5 bulan lalu dan mayatnya disimpan keluarganya dalam rumah, baru terbongkar pada Ahad lalu (9/1). Pada hari itu juga Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Moga mendatangi rumah keluarga SAR dan meminta agar mayat gadis itu segera dikubur.

Camat Moga, Umroni, mengatakan, keluarga SAR diduga menganut aliran tertentu dan meyakini anaknya bisa hidup kembali. ''Keluarga ini menganut aliran tertentu yang meyakini anaknya tersebut belum meninggal,'' kata Umroni saat ditemui detikcom di Mapolsek Moga, Selasa sore.

Proses negosiasi antara Muspika Moga dengan pihak keluarga SAR pada Ahad sore itu berlangsung alot. Ustaz Zaenuri akhirnya berhasil membujuk keluarga SAR agar bersedia menguburkan mayat anaknya.

Pihak keluarga kemudian bersedia memakamkan mayat SAR di tempat pemakaman keluarga yang berada di samping rumahnya.

''Malam itu juga dimakamkan. Warga bertakziah dan mengantarkan ke permakaman,'' kata Zaenuri.

Derita TBC Paru

Camat Moga, Umroni, menuturkan, sebelum meninggal SAR mengidap penyakit TB paru (tuberkulosis paru). Hal itu diketahui dari hasil pemeriksaan medis di Puskemas sejak enam bulan lalu.

''Dari riwayat sakitnya, pihak medis Puskesmas mencatat yang bersangkutan sakit TB paru sejak enam bulan lalu. Sedangkan hasil pemeriksaan kondisi mayat, diduga sudah meninggal sejak 2,5 bulan lalu,'' kata Umroni.

Berdasarkan catatan medis dari Puskesmas itu, SAR disarankan melakukan pemeriksaan tiap bulan. ''Namun sudah 2,5 bulan ini (pemeriksaan) tidak dilakukannya,'' ujarnya.***