DURI, GORIAU.COM - Pemerintah Desa (Pemdes) Sebangar, kecamatan Mandau, kabupaten Bengkalis dalam waktu dekat ini berencana membuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dari BUMDes ini akan lahir koperasi yang nantinya menaungi puluhan kelompok tani yang ada, sehingga ekonomi kerakyatan pun akan semakin bergairah. Lahirnya BUMDes ini bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat melalui ekonomi makro.

"Setelah dilakukan musyawarah desa tentang pembentukan BUMDes ini, Alhamdulilah disetujui oleh BPD, LPMD, Kadus, RW, RT, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Selanjutkan kita akan mempersiapkan Rencana Peraturan Desa (Ranperde)," ungkap Pj Kades Sebangar Mukhlis kepada GoRiau.com, Rabu (27/5/2015) usai musyawarah di kantor desa.

Mukhlis mengatakan, badan usaha yang akan dibentuk pertama kali, yaitu Koperasi. Koperasi akan menaungi usaha setiap kelompok tani yang ada dalam menjalankan usahanya. Sehingga harga pun bisa terpantau stabil, tanpa adanya permainan tengkulak.

"Koperasi ini selain sebagai payung hukum para kelompok tani, juga sebagai penyeimbang harga hasil pertanian kelompok tani dan masyarakat," ujarnya.

Dirinya meminta kepada PT Chevron Pasifik Indonesia (CPI) untuk bisa menggunakan lahan borrow pit milik CPI seluas lebih kurang 70 hektar, yang sudah tidak digunakan bisa sebagai lahan pertanian kelompok tani yang ada. Sehingga lahan kosong yang ada di desa Sebangar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat melalui kelompok tani.

"Sayang aja kalau lahan kosong dibiarkan begitu saja. Kalau bisa kita tanam dengan tanaman jagung atau singkong dan dikelola oleh kelompok tani, bisa memiliki manfaat ekonomi kerakyatan. Kita sebelumnya sudah mengajukan hak kepemilikan lahan CPI tersebut menjadi aset desa, karena prosesnya panjang. Ya kita pinjam pakai saja, lagian juga untuk tanaman masyarakat juga, bukan untuk mendirikan bangunan," ulasnya.

Dengan memiliki hasil sendiri melalui pertania, Pemdes Sebangar akan mampu mencukupi kebutuhannya, pungkas Mukhlis. "Ya Chevron kalau saya rasa sudah memberikan angin segar untuk penggunaan lahan itu. Puluhan kelompok tani pun sudah siap untuk menanam jagung terlebih dahulu," jelasnya lagi.

Untuk modal usaha pertama setiap kelompok tani melalui Usaha Ekonomi Desa-Simpan Pinjam (UED-SP), tutup Mukhlis mengakhiri pembicaraan.(ric)