PEKANBARU - Kepala SDN 132 Kota Pekanbaru, Mirdawati mengatakan, meski masih berusia dini, murid-murid sekolahnya sudah sangat memahami pentingnya penerapan protokol kesehatan (Prokes) dalam menghindari penyakit menular, yakni Covid-19. Hal ini terlihat dari tertibnya para siswa saat diminta melakukan Prokes, dimulai dari mencuci tangan setelah memasuki gerbang dan tetap mengenakan masker selama belajar.

Oleh karena itu, ia mengaku sangat bersyukur jika jam sekolah tatap muka (STM) ditambah menjadi 4 jam. Apalagi, STM dinilai lebih efektif dan efisien dalam mengukur perkembangan dan kemampuan murid bagi guru.

"Saya sebagai kepala sekolah dan sebagai orang tua murid sangat bersyukur dan mendukung ya. Karena sekolah tatap muka ini memang lebih baik, lebih efisien untuk mengetahui karakter anak murid dalam menerima pelajaran, dibandingkan dengan WhatsApp atau zoom saja," ujarnya, Rabu (13/10/2021).

Menurutnya, sesuai aturan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, SDN 132 Pekanbaru menerapkan jam belajar maksimal 3 jam. Dimana, jumlah siswa dalam satu kelas dibagi dua, sehingga jarak antar siswa tetap terjaga selama belajar mengajar berlangsung.

"Kita ada 436 siswa totalnya. Jadi pelaksanaan STM itu, misalnya hari Senin yang masuk kelas 1 dan kelas 6. Masing-masing dibagi dalam dua atau tiga kelas, jadi kapasitas kelas 20an murid, diisi oleh sekitar 10 murid," jelasnya.

Mirdawati mengakui bahwa wali maupun orangtua siswa juga sangat mendukung penerapan sekolah tatap muka. Pasalnya, mereka menyadari sulitnya untuk mengajar dan membimbing anak dalam menerima pelajaran secara online.

"Orangtua semuanya setuju sekolah tatap muka, tidak ada yang masih memilih online. Karena mereka juga tidak mengerti, dan mereka juga mengantar dan menunggu anak pulang dengan tertib," pungkasnya. ***