JAKARTA - Kritikus Politik, Natalius Pigai, menilai Jokowi tidak menunjukkan kapasitas pengetahuan bernegara seorang presiden dalam debat Capres-Cawapres pertama pada Kamis (17/01/2018) malam.

"Saya membayangkan bahwa Joko Widodo telah mengalami kemajuan dalam kapasitas dan kompetensi, baik pengetahuan bernegara maupun memimpin negara. Ternyata kemampuannya belum sampai untuk mengelola negara sebesar Indonesia ini," kata Pigai melalui pesan Whatsapp, Jumat (18/01/2018).

Pigai yang merupakan putra asli Papua menganggap, level kapasitas pengetahuan bernegara yang dipertontonkan Jokowi pada acara debat di Gedung Bidakara, kawasan Pancoran, Jakarta Selatan itu, mudah ditemui di putra-putri negeri Kasuari.

"Kalau untuk menjadi Presiden dengan kualitas sekelas itu, orang Papua juga banyak bahkan lebih hebat dari Joko Widodo untuk menjadi Presiden," katanya.

Pigai kemudian merinci, setidaknya ada 3 indikator bahwa kompetensi pengetahuan bernegara Joko Widodo belum bisa disebut mumpuni meski telah menelan 4 tahun pengalaman memimpin Republik Indonesia.

Pertama, Jokowi sebagai Kepala Negara (Capres Petahan) tampak membaca teks yang disiapkan Pramono Anung bolak balik sampai selesai.

Kedua, Jokowi nampak tidak mampu menyampaikan aspek-aspek krusial bernegara yang dihadapi saat ini untuk kemudian menyampaikan rencana kebijakan yang memberi harapan.

Ketiga, Joko Widodo lebih banyak menyerang pribadi Prabowo dan Gerindra seperti kanak-kanak dan penggosip.

Keempat, kata-kata Jokowi akan membuat legislasi adalah contoh nyata tidak memahami pembagian kekuasaan (Judikatif, Eksekutif dan Legislatif), trias politika.

"Kalau kita membiarkan Joko Widodo memimpin lagi maka sudah bisa diperkirakan faktor kapasitas pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya," kata Pigai.

Pigai memungkasi, Indonesia akan mengalami degradasi praktek dan pengetahuan bernegara jika Jokowi melanjutkan masa jabatan presidennya ke periode 2019-2024.***