BANGKINANG - Banjir yang melanda Kampar sejak sepekan terakhir, tidak hanya merendam rumah warga tapi juga merendam persawahan. Tak ayal, akibat banjir ini petani mengalami kerugian yang tidak sedikit.

Seperti yang disampaikan oleh petani di Desa Naumbai Kecamatan Kampar, Riau. Menurut petani, tanaman padi yang telah terendam banjir menjadi rusak dan terancam gagal panen.

"Apa mau dikata, memang ini musibah. Kita berharap pemerintah bisa sedikit meringankan kerugian kami.  Kalau ada, kita  berharap bantuan berupa sagu hati," ucap salah seorang petani di Desa Naumbai, Kampar, Riau, Rabu (12/12/2018).

Terkait permasalahan ini, Kadis Pertanian Kampar Hendry Dunan mengaku sangat memaklumi derita petani. "Kita sangat prihatin dengan musibah ini," ucapnya.

Hanya saja, Dunan menyebut, belum memiliki data berapa hektar lahan persawahan yang terendam banjir. ''Ini kita sedang mendata," ujar Dunan.

Dunan menyebut Pemerintah Kabupaten Kampar tidak menganggarkan dana ganti rugi tanaman padi yang rusak akibat banjir.

"Tapi kita sedang mengupayakan bantuan dari Pemerintah Pusat. Mudah-mudahan upaya kita berhasil," urai Dunan.

Semestinya, kata Dunan, para petani bisa memanfaatkan program asuransi pertanian.

"Biayanya tidak memberatkan, hanya sekitar Rp.50 ribu permusim tanam. Sayangnya petani kita kurang tertarik. Padahal manfaatnya amat besar, terutama bila terjadi gagal panen akibat bencana seperti ini," beber dia.

Lebih lanjut Dunan menjelaskan para penyuluh pertanian terus mensosialisasikan keberadaan asuransi petani ini. Agar ke depan, banyak petani yang berkenan ikut program ini.

"Program pemerintah sudah cukup baik. Hanya saja masih banyak petani yang kurang terarik. Untuk itu, saya menghimbau mari manfaatkan program asuransi petani ini," ajak Dunan. ***