PEKANBARU, GORIAU.COM - Sejak rumah mereka dihantam angin puting beliung pada Rabu (20/11/2013) malam, para korban memilih untuk mengungsi ke rumah keluarga mereka masing-masing. Namun ada juga yang telah kembali mendirikan tenda dengan atap darurat.

"Banyak yang lebih memilih untuk mengungsi ke rumah keluarga masing-masing, namun pagi ini para korban musibah puting beliung sudah ada beberapa yang kembali dengan mendirikan tenda ditutup atap darurat," kata Lurah Tangkerang Timur, M Zakir kepada GoRiau.com, Sabtu (20/11/2013).

Warga korban amukan puting beliung di RW 8 Kelurahan Tangkerang Timur saat ini membutuhkan bantuan baik moril maupun materil. Terlebih bantuan fisik untuk membersihkan sisa-sisa reruntuhan yang saat ini masih bergelintangan di sekitar rumah mereka.

"Masih banyak sisa reruntuhan bangunan yang perlu dibersihkan. Untuk itu, kami juga membutuhkan bantuan fisik dari para relawan untuk menanggulangi serta membersihakn reruntuhan tersebut," lanjut Zakir.

Solihin, salah satu kepala keluarga yang menjadi amukan puting beliung tersebut mengaku sulit menerima musibah ini. Kondisi ekonomi yang lemah membuat mereka berharap banyak akan datangnya bantuan dari pemerintah.

"Jika bicara keperluan, tentunya kami sangat membutuhkan bantuan dalam bentuk apa pun saat ini. Semua hancur, barang-barang banyak yang tidak bisa terpakai dan rumah sudah tidak bisa dikatakan layak huni," kata Solihin.

Dirinya berharap pemerintah dan pihak terkait bisa memberikan bantuan secepatnya kepada para korban. Meski tidak seberapa, namun semua yang rusak dianggap merupakan harta besar bagi mereka. "Kalau dihitung-hitung memang tidak seberapa bagi yang lain, namun bagi kami, apa pun jenis bantuan akan sangat membantu saat ini," lanjut Solihin.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak sepuluh rumah yang berada di RW 8 Kelurahan Tangkerang Timur mengalami rusak parah usai diterjang angin puting beliung pada Rabu (20/11/2013) sekitar pukul 20.00 WIB. Kejadian bermula ketika terdengar suara seperti gemuruh besar dari jauh. Tiba-tiba pusaran angin besar datang dan menghantam salah satu rumah hingga hancur.

Namun akhirnya berlanjut hingga merusak sembilan rumah lainnya. Meski tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, namun kerugian yang dialami warga mencapai Rp200 juta.(tri)