RENGAT,GORIAU.COM - Sungguh malang dan tragis nasib bocah yang satu ini, pasca tertimpa tiang bendera pada 10 Desember 2012 lalu di sekolah tempat dirinya belajar, bocah yang bernama, Khoir Muliadi itu mengalami cacat seumur hidup. Dan bahkan, untuk bicara saja, Khoir, sudah tidak lancar.

"Anak saya ini dulunya normal seperti anak-anak yang lain seusianya, bahkan sewaktu sehat, ia termasuk anak yang aktif dan pintar. Khoir jadi seperti ini karena tertimpa tiang bendera SDN 001 Seberida, Kecamatan Batang Gangsal, saat dirinya bersama pelajar yang lain melakukan persiapan upacara bendera Senin (10/12/2012) lalu", ujar Taruna Meliala didampingi Zubaidah yang merupakan orang tua, Khoir, kepada GoRiau.Com, Selasa (24/2/2015) di teras kantor Bupati Inhu.

Namun, sebut Taruna, atas insiden itu, pihak sekolah anaknya tersebut dinilai tidak bertanggung jawab, sehingga dirinya harus menanggung biaya pengobatan anaknya tampa bantuan pihak sekolah. Begitu juga dengan dinas Pendidikan Kabupaten Inhu, juga tidak peduli dengan kesembuhan, Khoir anaknya.

Sejak kejadian yang menimpa anaknya itu, seluruh biaya pengobatan harus ditanggungnya sendiri. Seluruh uang dan aset yang dia miliki, sudah habis terjual untuk biaya rumah sakit. Saat ini, Taruna sudah tidak punya apa-apa lagi,begitu juga dengan tapak rumah yang ia beli dulunya dengan susah paya.

"Saya tidak mempungkiri bahwa ada bantuan biaya dari Bupati Inhu, H Yopi Arianto melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Inhu, untuk biaya pengobatan anak saya, namun tidak memadahi. Bantuan yang sudah saya terima dari Pemkab Inhu berjumlah Rp38 juta. Bantuan itu saya terima melalui tiga tahap, yaitu tahun 2012 sebesar Rp8 juta, tahun 2013 Rp15 juta dan tahun2014 Rp15 juta. Bantuan tersebut saya dapatkan karena saya meminta pada bupati, bukan dari inisiatif Pemkab yang ingin membantu saya", tutur Taruna, berlinangkan air mata.

Dengan demikian, sambung bapak tiga anak itu, dengan membawa, Khoir dan istrinya, mereka datang ke kantor Bupati Inhu adalah untuk meminta perhatian pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Inhu, H Yopi Arianto dalam membantu biaya kesembuhan anak bungsunya itu.

Upaya, Taruna tidak sia-sia. Bupati Inhu, H Yopi Arianto, mengabulkan permintaan bantuan dana pengobatan, Khoir. "Saya akan menanggung semua biaya pengobatan, Khoir. Bagaimanapun juga, dia ini masih warga saya dan saya harus peduli. Walau harus menghabiskan dana hingga Rp1 miliar, kita siap untuk itu", ujar, Taruna menirukan ungkapan bupati pada dirinya.

Yopi menyebutkan, terkait biaya penyembuhan, Khoir ini, silahkan cari tempat atau rumahsakitnya dimana, jika sudah ada yang cocok, makahubungi kembali saya. "Kalau sudah ada kepastian, hari itu juga, silahkan berangkat dan bila perlu bawa mobil BM 1 B yang saya pakai. Semua saya siapkan jika tempatnya sudah pasti", tegas, Taruna kembali menirukan ungkapan bupati.

Untuk diketahui, insiden yang menimpa pelajar SDN 001 Seberida, Kecamatan Batang Gangsal itu terjadi pada tahun 2012 lalu. Akibat insiden itu, Khoir mengalami pecah batok kepala dan mengalami koma (tidak sadar) selama 18 hari saat menjalani operasi di RS Awalbros Pekanbaru. Namun operasi itu tak mampu memulihkan kesembuhan, Khoir, dan seperti mengalami keterbelakangan mental.(jef)