tSELATPANJANG, GORIAU.COM - Warga Desa Mekong Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, mengharapkan Pemda segera melakukan rehab terhadap turap yang saat ini terpasang di laut Mekong. Warga khawatir dengan kondisi turap saat ini, abrasi dengan cepat akan meruntuhkan tanah-tanah warga dan Desa Mekong hanya akan tinggal nama.


Hal itu sebagaimana disampaikan pelaksana tugas Kepala Desa Mekong, M Arif, ketika ditemui GoRiau.com di kediamannya, Minggu (9/11/2014).
Menurut M Arif, Pemkab Meranti memang harus segera melakukan rehab terhadap turap yang terpasang beberapa tahun silam itu. Sebab, kalau hanya untuk biaya rehab tidak akan mahal jika dibandingkan membangun turap baru.
"Selagi turap itu belum hancur ada baiknya dilakukan rehab. Sebab, biaya untuk rehab itupun pasti lebih murah jika dibanding membangun turap baru," kata M Arif kepada GoRiau.com.
Disampaikan M Arif lagi, kondisi saat ini turap yang dibangun untuk melindungi tebing dari abrasi itu memang masih tegak. Namun, tebing-tebing yang berada di sebalik turap tetap saja tergerus air pasang yang masuk melalui bawah turap.
"Kondisi seperti ini kalau dibiarkan terus terjadi maka tebing akan jauh berada dari turap. Lama kelamaan turap akan berdiri sendiri tanpa ditahan oleh tebing. Kalau sudah seperti itu, besar kemungkinan turap itu akan tumbang terkena hempasan ombak," tambah Arif lagi.
Arif juga menyadari, abrasi yang terjadi di Mekong tidaklah separah yang terjadi di Rangsang. Namun, ini perlu diperhatikan. Sebab, kalau sudah terjadi seperti di Pulau Rangsang, maka biaya yang harus dikeluarkan pemda tidaklah sedikit.
"Kita tahu mungkin di Pulau Rangsang lebih parah abrasinya. Namun, untuk Pulau Tebing Tinggi, di sini (Desa Mekong, red) lah titik abrasi itu terjadi. Kita khawatir, lama kelamaan desa ini akan hilang menjadi lautan," ujarnya pula.
Sebelumnya, salah seorang warga asli Desa Mekong, Bukhari (77) mengaku sejak tahun 1947 hingga sekarang sudah lebih 400 meter tanah di Desa Mekong menjadi lautan.
Pantauan GoRiau.com, abrasi memang terus saja terjadi di pantai itu. Turap yang dibangun sepanjang 700-800 meter itu tidak mampu menahan air pasang yang merembes dari dasar bawah. Warga sekitar lautpun berharap berharap adanya upaya Pemda untuk segera merehab turap agar tanah-tanah dan rumah mereka tak hilang di laut seperti yang dialami orang sebelum mereka.(zal)