Jalan poros Desa Tanjungpisang - Selatakar, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, menjadi akses utama bagi masyarakat dari sejumlah kecamatan di Pulau Padang, baik Tasik Putripuyu maupun antar kabupaten yakni Bengkalis. Ia masuk skala prioritas pemerintah kabupaten.

Laporan : Gunawan - Kepulauan Meranti

PULUHAN tahun lalu, jalan poros itu bak sebuah sungai. Pasalnya, ketika musim penghujan, bodi jalan itu tidak terlihat sama sekali. Dipenuhi air bercampur lumpur. Jika panas terik pula, debu tanah gambutpun membuat pedih mata dan sesak hidung.

Kondisi itu sangat lama berlangsung dirasakan oleh warga sekitar, juga orang dari luar. Saat itu, mereka memang serba kesulitan. Penuh dengan keluh kesah akan kenyataan yang tidak memihak kepada mereka. Bagaimana tidak, sebutir pasir serta kerikil tak kunjung muncul disana. Itu seakan terbiarkan ketika masih dibawah pemerintahan Kabupaten Bengkalis.

Alternatif lain adalah lewat jalur transportasi laut yang juga rentan akan gelombang besar. Warga yang hendak berpergian, baik dari desa Tanjungpisang atau lainnya, harus pula menyewa pompong dengan biaya ekstra, karena kendaraan seperti sepeda motor harus pula di bawa secara bersamaan.

Rahmat (35), salah seorang warga Tanjungpisang, bercerita bagaimana rumit dan susah-payahnya mereka melewati jalan itu beberapa tahun belakangan.

Sambil bersembang dengan ditemani secangkir kopi hitam dan sebatang rokok, dia pun mengawali ceritanya seraya mengenang masa-masa yang telah dilewati beberapa tahun silam disaat menempuh jalan tanah gambut berlumpur yang pernah menenggelamkan sebagian sepeda kayuhnya.

"Saat itu, sepedaku pernah tenggelam di dalam lumpur. Lumpurnya cukup dalam. Seperti sungai sedang surut. Memang tidak semua yang tenggelam, tapi hampir separuh hilang ditelan lumpur," tuturnya, Sabtu (20/09/2020).

"Bukan kita yang naik sepeda tapi sepeda yang naik kita. Sebab harus diangkat. Kalau tidak, bisa terbenam di lumpur. Belum lagi kalau musim hujan, macam sungai jadinya," sambungnya mengenang.

Bagian yang rusak parah, kata dia, memanglah tidak begitu jauh. Kurang lebih setengah kilometer atau 500 meter. Karena kondisi begitu, maka setiap yang melintasinya butuh waktu lebih dari satu jam.

Sambung Rahmat lagi, ada juga sebagian warga tujuan Bengkalis - Teluk Belitung yang nekat melewati jalan berlumpur tersebut. Banyak yang tidak berani lewat dari jalan poros itu, tapi mereka lebih memilih lewat jalan pintas didalam kebun karet. Namun tidak sedikit pula kendaraan mereka yang rusak dan tersangkut di akar pohon karet.

"Mengelak dari jalan berlumpur masuk ke dalam kebun karet, malah banyak sepeda motor yang rusak kalau sudah tersangkut sama akar pohon karet. Kalau tanah gambut inikan akar pohonnya timbul-timbul sebab tanahnya turun. Jadi, mudah nyangkut. Kalau motor matic langsung tak bisa lewat jika musim hujan," bebernya lagi.

Kata Rahmat pula, tentunya dengan pembangunan yang telah dinikmati saat ini jauh sekali perubahan lebih baik yang dirasakan oleh warga, terutama dirinya pribadi. Selain jarak tempuh yang lebih cepat, jalan yang sebelumnya memakan waktu lebih dari satu jam kini bisa dilewati dengan hanya waktu kurang dari 10 menit.

"Alhamdulillah jauh sekali perbedaannya jika dibanding dahulu dengan sekarang. Kalau dulunya bawa sepeda kayuh aja sulit tapi sekarang sudah bisa bawa mobil," tutur Rahmat menutup pembicaraan.

Lain pula halnya kata Hasan (60), warga setempat yang sempat mendengar cerita kalau dulunya pernah ada orang dari luar daerah yang pingsan ketika lewat di jalan itu dengan menggunakan sepeda motor.

"Karena jalan Bernas (sebutannya) waktu itu penuh semak belukar dan jarang dilalui, warga pingsan tersebut lama baru sadarkan diri. Tidak ada yang menolongnya. Kami di kampung ini banyak yang tahu cerita itu," ceritanya beraut serius.

Sebenarnya, ingat Hasan, banyak kejadian yang terjadi diwaktu jalan itu masih parah. Mulai yang lucu hingga menyeramkan. Namun, suka tidak suka, ketika ada keperluan mendesak harus juga lewat jalan itu.

"Sekarang sudah bagus. Ya, semenjak Tasik Putripuyu jadi kecamatan, jalan Bernas ini akhirnya dibangun. Seperti mimpi. Walaupun tahap awal ini sebatas base c, tapi lumayanlah. Kami sudah senang mau pergi ke Bandul (ibukota kecamatan) atau ke desa lainnya. Termasuk ke Bengkalis," ucapnya bersyukur.

Selain itu, membaik ruas jalan itu juga membawa berkah bagi masyarakat. Mereka lebih mudah membawa maupun menjual hasil nelayan atau bertani. "Sudah tidak susah payah lagi kami mau menjual hasil melaut dan cocok tanam," sambungnya.

Mimpi masyarakat disana untuk mendapatkan akses jalan poros yang memadai akhirnya terjawab. Selain membangun secara langsung, pemkab juga mampu menarik dana provinsi untuk mendorong pembangunan di kabupaten termuda di Riau ini.

Sebab, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu program besar pemerintahan Bupati Kepulauan Meranti terutama di Pulau Padang yang merupakan jalan poros yang menghubungkan dua kabupaten tersebut.

Selesainya tahap awal pembangunan jalan poros dimaksud benar-benar memutus keterisoliran ribuan masyarakat kecamatan Tasik Putripuyu, terlebih bagi desa Tanjungpisang - Selat Akar. Pengerjaan pembangunan jalan base Mengkopot - Bandul sepanjang 3 kilometer itu dibangun pada 17 Juli 2014 lalu dengan anggaran sebesar Rp9.186.943.000.

Kini masyarakat Pulau Padang, khususnya di Kecamatan Tasik Putripuyu tak lagi melewati jalan berlumpur. Akses jalan semakin memadai, perekonomian masyarakat juga ikut membaik.

Begitu juga ruas jalan Tanjung Padang - Teluk Belitung sepanjang 3,50 kilometer yang menelan anggaran Rp5.241.147.263 yang akan dilanjutkan pembangunannya pada 5 April tahun 2017. Proyek ini merupakan lanjutan jalan poros Tanjungpisang - Selatakar yang didanai oleh pemerintah provinsi Riau.

Selain akses jalan base yang layak dengan kualitas bagus yang menghubungkan Tanjungpisang dengan Desa Selat Akar, dari Desa Meranti Bunting menuju Teluk Belitung sebagai pusat Kecamatan Merbau, juga telah membentang jalan base sepanjang 16,6 kilometer yang pembangunannya menelan dana sekitar Rp40 miliar.

Dengan semakin bagusnya infrastruktur jalan, ternyata berdampak kepada kunjungan pantai di Tanjungpisang. Satu-satunya pantai yang menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi warga Pulau Padang. Lebih lagi ketika lebaran, banyak yang datang untuk bersantai disana sembari menikmati pemandangan laut lepas.

Kepala Desa Tanjungpisang, Seliyanto mengakui bahwa kunjungan pantai  Tanjungpisang jauh berbeda dari sebelumnya seiring dengan semakin bagusnya infrastruktur jalan.

"Biasanya hanya beberapa orang saja, tapi sekarang sudah puluhan bahkan sampai ratusan kalau dihari-hari tertentu. Sabtu-Minggu saja ramai apalagi kalau pas lebaran. Ini karena ditengah kondisi Corona aja, kalau tidak ramai yang datang berkunjung ke pantai, apalagi sekarang jalan bagusnya sampai ke bibir pantai," ujarnya.

Kades dua periode itu juga menjelaskan bahwa pihak Pemkab Kepulauan Meranti juga mensupport setiap kegiatan yang dilaksanakan di pantai tersebut. Biasanya, lomba yang digelar diambil dari rutinitas masyarakat Tanjungpisang, seperti mendongkah (berselancar di atas pantai), olahraga, hingga memasak kuliner laut.

Kemudian, pemerintah Provinsi Riau turut mengembangkan potensi wisata yang ada di daerah kabupaten Kepulauan Meranti yaitu dengan turut sertanya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Riau, mensukseskan Pesta Pantai di Tanjungpisang yang telah dilaksanakan beberapa kali.

"Dulunya, warga disini mengambil kerang kerang di pantai untuk kebutuhan sehari-hari dengan mengunakan sekeping papan yang disebut dengan mendongkah. Cara itu sudah menjadi tradisi warga disini," ujarnya.

Berawal dari kebiasaan warga tempatan tersebut, kata dia, akhirnya Disparpora Kepulauan Meranti menjadikan tradisi mendongkah itu sebagai potensi wisata yang harus dilestarikan kembali.

"Agar tradisi unik itu kembali bisa digemari masyarakat, maka Disparpora Kepulauan Meranti menggelar pesta pantai dengan melombakan berbagai kegiatan dan termasuk lomba mendongkah," jelasnya.

Sementara itu, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) terus melakukan berbagai upaya mengembangkan potensi wisata yang ada di daerah ini. Salah satunya adalah wisata Pantai Tanjungpisang. Karenanya, tak heran jika pantai ini selalu ramai dikunjungi warga.

"Perlahan-lahan kita upayakan. Kita juga tetap mendukung adanya upaya masyarakat setempat mengadakan berbagai iven dalam menarik wisatawan datang ke sana," kata Kepala Disparpora Kepulauan Meranti Rizki Hidayat.

Dia juga berharap kepada setiap pengunjung agar selalu menjaga semua fasilitas. Begitu juga kepada masyarakat setempat hendaknya selalu menciptakan kenyamanan para pengunjung yang datang.

"Selain fasilitas penunjang, keamanan dan kenyamanan pengunjung juga sangat penting untuk dijaga. Kalau pengunjung merasa aman dan nyaman, tentu mereka mau datang lagi," ucapnya.

Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan MSi menegaskan prioritas pembangunan jalan akan terus berlanjut, karena infrastruktur jalan merupakan kebutuhan mendasar dalam mendorong perekonomian masyarakat.

"Secara kasat mata kita bisa melihat kebutuhan pembangunan yang mendesak di desa-desa. Pasti tidak jauh-jauh dari infrastruktur jalan, jembatan dan listrik. Jadi, kita fokus saja untuk prioritas bangun infrastruktur jalan," tegas Irwan.

Dia mengatakan bahwa Pemkab Kepulauan Meranti sangat komit menggesa pembangunan di Tasik Putripuyu sebagai kecamatan termuda yang berbatasan langsung dengan kabupaten induk Bengkalis. Sebagai sebuah kecamatan yang menjadi halaman terdepan Meranti sudah selayaknya memiliki wajah terbaik.

Menurut Irwan pula, persoalan utama yang dihadapi masyarakat Kepulauan Meranti, khususnya Kecamatan Tasik Putripuyu adalah masalah aksesbilitas jalan poros dan desa. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah desa menjadi terisolir.

"Dulunya untuk menempuh kota Teluk Belitung sangat sulit. Hasil pertanian sulit dibawa menuju kota. Dengan dibangunnya jalan poros, kini mobilitas orang dan barang sudah lancar. Masyarakat sudah dapat membeli kebutuhan pokoknya di Desa Bandul. Tidak perlu lagi ke Teluk Belitung," kata Irwan.

Untuk itu, Bupati Irwan menegaskan bahwa usulan proyek nantinya tidak hanya sekedar membangun, namun harus dapat memenuhi keperluan masyarakat. "Apa yang ingin dibangun tahun ini berhubungan dengan rencana proyek tahun depan. Dengan begitu, pembangunan dapat berjalan secara berkelanjutan," ungkapnya.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Kawasan dan Pemukiman (DPU PRPKP) Kabupaten Kepulauan Meranti, Fajar Triasmoko menambahkan, pihaknya berharap semua proyek peningkatan jalan yang dikerjakan dapat berjalan sesuai target. Dengan begitu memudahkan kerja Pemda untuk melakukan berbagai perencanaan pembangunan. 

"Harapan kita, semua proyek yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dapat berjalan sesuai target. Sehingga, hasil pembangunan itu dapat dirasakan manfaat dalam jangka waktu yang cukup lama bagi kemaslahatan masyarakat," pungkasnya.***