PEKANBARU, GORIAU.COM - - Puluhan murid SD Islam Terpadu Yayasan Al Birra didamping para guru dan orangtuanya melakukan demo ke Kantor DPRD Kota Pekanbaru, Selasa (13/1/2015).

Mereka menuntut DPRD Kota Pekanbaru bisa memperjuangkan nasib 26 murid yang bersekolah di SD tersebut, yang kini terancam berhenti karena pihak yayasan akan menutup sekolah secara sepihak.

"Penutupan SD IT yang dilakukan Yayasan Al-Birra yang sudah sepuluh hari dilakukan dilakukan sepihak oleh yayasan tanpa ada koordinasi bersama kepala sekolah, guru, dan orangtua siswa," salah satu orang tua murid.

Para orangtua dan guru serta kepala sekolah meminta agar DPRD memanggil pihak yayasan dan memperbolehkan SD IT ini tetap beroperasi hingga kenaikan kelas nantinya.

Di sela-sela demo, wali murid kelas 1 SD IT Rita Diana yang ditemui di lapangan halaman DPRD Kota Pekanbaru Jalan Jendral Sudirman mengatakan, bahwa sudah 10 hari murid terkatung-katung tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar.

"Senin kemarin kami datang ke sekolah, kami mendapatkan 4 lembar surat caci maki dari pengurus yayasan yang ditujukan untuk wali murid, guru, dan kepala sekolah. Dalam surat itu pihak yayaysan tetap dengan keputusannya per tanggal 1 Februari kami harus keluar dari gedung itu. Yang boleh dipakai hanya kantor guru dan belajar tidak diperbolehkan," kata Rita.

Kedatangan puluhan orangtua, guru, kepala sekolah dan para murid serta didampingi beberapa mahasiswa UNRI disambut Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Ir Nofrizal MM didampingi anggota Komisi III lainnya seperti Jhon Romi Sinaga, Zulkarnaen SE dan lainnya.

Nofrizal menganggap persoalan ini tidak bisa ditoleransi lagi. Untuk itu Komisi III bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Pekanbaru, bersama lurah dan camat setempat turun ke sekolah yang ditutup oleh Yayasan Al Birra tersebut.

"DPRD dan Disdik akan mengupayakan murid untuk bisa sekolah. Beberapa hari ini saya berharap pihak yayasan memberikan tempat untuk murid supaya bisa belajar lagi," pinta Nofrizal.

Terkait penutupan sekolah yang dilakukan yayasan, Nofrizal menegaskan tidak segampang itu apalagi tidak melalui koordinasi terkait penutupan sekolah yang dilakukan Yayasan Al Birra.

"Harusnya sebelum ditutup harus dikoordinasikan dengan Disdik, orangtua, guru, dan kepala sekolahnya," pinta Nofrizal.

Bagaimanapun, aksi ini sungguh memilukan hati. Para pelajar SD yang tidak tahu apa-apa diboyong gurunya untuk melakukan aksi demo memegangi spanduk. Apalagi yang menggelar aksi demo ini sekolah Islam Terpadu.***