PEKANBARU - Pengurus Daerah Provinsi Riau dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) diminta untuk lebih aktif dalam mendorong anggotanya untuk melaksanakan program ASI eksklusif hingga usia bayi mencapai 6 bulan.

Permintaan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin, melalui Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian, Elly Hayatinur, saat pembukaan resmi seminar ilmiah kesehatan ibu dan anak dalam rangka HUT ke-72 IBI di Hotel Furaya Pekanbaru, Sabtu (15/7/2023).

"Peningkatan implementasi program ASI eksklusif sangat diperlukan. Pencapaian ASI eksklusif di Riau saat ini belum mencapai setengah dari target yaitu 80 persen," tutur Hayatinur.

Hayatinur menjelaskan, sebagai tenaga kesehatan garis depan, bidan memegang peran penting dalam pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, pemerintah telah menugaskan bidan hingga ke desa-desa terpencil untuk memastikan pelayanan kesehatan maksimal bagi masyarakat.

Dia juga menekankan pentingnya pengetahuan dan kompetensi bidan di era transformasi kesehatan yang semakin kompleks. "Kami yakin bahwa dengan semangat yang kuat dan kompetensi yang tinggi, berdasarkan bukti dan pengetahuan yang akurat, kita dapat menghadapi tantangan ini dengan baik," ucap Hayatinur.

Hayatinur juga menyampaikan bahwa kerjasama antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai transformasi kesehatan yang berkesinambungan dan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan.

Bidang kebidanan memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak, terutama dalam kesehatan reproduksi perempuan dan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita. Hal ini menjadi penting dalam mencegah masalah kesehatan prioritas nasional, seperti stunting pada balita.

Dengan data dari SSGI tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Riau sebesar 17 persen, ada harapan agar angka tersebut dapat turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan kerjasama semua pihak, termasuk organisasi IBI, untuk mengawasi periode 1000 hari pertama kehidupan, dari kehamilan hingga usia anak 2 tahun, serta melalui gerakan masyarakat hidup sehat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

"Peran bidan sangat penting dalam meningkatkan capaian ASI eksklusif yang merupakan salah satu cara untuk menurunkan prevalensi stunting," kata Hayatinur.

Dalam peringatan HUT ke-72 IBI, Hayatinur mengajak semua pihak terkait untuk bekerja sama dalam membangun sinergi yang lebih kuat dan meningkatkan pelayanan kebidanan yang berkelanjutan dan berkualitas. Dia juga mengajak para bidan untuk terus meningkatkan kompetensi dan keterampilan mereka melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Kami mendorong para bidan untuk terus mengasah pengetahuan mereka berdasarkan bukti, sehingga mereka dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan berkelanjutan kepada masyarakat," ajak Hayatinur. ***