GORIAU.COM Ini kisah perjalanan mualaf berdarah Yunani, Janna. Perempuan yang tinggal di Jerman ini dibesarkan dalam keluarga Ortodoks Yunani tradisional yang kuat. Namun hatinya tersentuh saat mendengar suara azan. Dan lantunan merdu itu telah menggerakkan hatinya untuk memeluk Islam.

Kisah mualaf Janna dimulai saat berlibur ke Uni Emirat Arab. Kala itu usianya masih 13 tahun. Dalam perjalanan itu, Janna tengah menuju sebuah pasar tradisional, namun tiba-tiba telinganya mendengar panggilan azan. Hari itu bertepatan dengan hari Jumat.

"Aku melihat semua orang tiba-tiba berhenti melakukan aktivitasnya. Mereka keluar mobil sambil membawa sajadah," kenang Janna. Saat itu Janna melihat orang-orang salat di jalanan.

Kumandang azan itu ternyata telah mengubah sesuatu dalam dirinya. Namun dia tidak mengetahuinya. Hanya saja, Janna merasa ada sesuatu yang hebat dan menggelitik hati. "Aku ingin mengetahui arti kata-kata dalam azan tersebut."

Sejak itulah Janna mencari tahu tentang Islam. Ternyata, setelah membaca literatur Islam, Janna menemukan semua jawaban yang tidak ditemukan dalam agamanya kala itu.

Keyakinan Janna tentang kebenaran Islam kian besar setelah membaca biografi Nabi Muhammad. "Aku terus membaca dan membaca biografi Rasulullah. Dalam hati, aku merasa kagum dengan kepribadian dan karakteristik sehebat Beliau," tutur dia.

Setelah membaca biografi Rasulullah, Janna merasa harus menghapus semua pandangan tentang Islam selama ini. Dia memulai dari nol. "Aku harus membuat penelitian dan mencari fakta-fakta tentang agama ini sendiri. Karena ternyata apa yang aku ketahui sebelumnya, semuanya salah."

Tidak butuh waktu lama. Janna segera menemukan kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang benar. Ia sangat yakin tidak ada agama lain yang dapat menjawab seluruh pertanyaannya, kecuali Islam.

Meski sudah mantap dengan Islam, tapi Janna masih takut mengucapkan Syahadat. "Aku tahu orangtua dan keluarga pasti tidak akan pernah menerima keputusanku. Kalaupun mereka tahu, hidupku akan berubah secara dramatis."

Janna kemudian menemui seorang teman di Jerman. Teman itu bernama Noha, berasal dari Mesir. Kepada Noha, Janna belajar lagi tentang Islam. "Aku bertemu dengannya tepat pada saat aku sedang benar-benar ingin mencari kebenaran. Dia jugalah yang selalu memberi semangat tentang apa yang akan aku lakukan," ujar dia.

Noha mengajarkan banyak hal tentang Islam. Setiap pertanyaan Janna, selalu dijawab dengan baik dan memuaskan. Janna pun semakin yakin dengan keputusannya.

"Setelah bertemu Noha, kira-kira satu ata satu bulan setengah setelahnya, aku memutuskan untuk mengucapkan Syahadat di Jerman," kata Janna.

Awalnya, Janna ingin mengucapkan Syahadat hanya disaksikan Noha saja. Tapi karena menurut aturan harus lebih dari satu, Janna pun mengucapkan kalimat Syahadat di hadapan 20 mahasiswa Muslim di Jerman. Alhamdulillah.***