TEMBILAHAN - Usai menggelar kampanye dialogis di Kuala Enok, Kecamatan Tanah Merah, Kebupaten Inhil, calon Gubernur Riau, Drs H Syamsuar MSi, bertolak untuk bersilaturahmi dengan warga Concong Luar, Kecamatan Concong, Indragiri Hilir.

Untuk sampai ke Concong Luar, Syamsuar harus menggunakan transportasi laut seperti yang biasa digunakan masyarakat setempat.

Speedboat yang terbuat dari kayu dan bermesin tempel terpaksa balik arah setelah tiga menit meninggalkan pelabuhan. Kapten bot terpaksa menurunkan penumpang yang over load sementara lautan yang akan dilalui bergelombang besar.

Dua jam perjalanan menuju Concong Luar, begitu keluar dari Kuala Enok laut lepas, hempasan gelombang menyapa rombongan. Pak Rojali, teman semasa muda Syamsuar yang selalu menemani berkampanye yang duduk paling depan harus bermandikan air asin lantaran gelombang yang menghempas masuk ke dalam bot.

Seiring dengan hempasan gelombang itu, teriakan Allahu Akbar pun spontan keluar dari para rombongan. Ketegangan dan rasa cemas pun terekam pada wajah rombongan. Namun semua itu menjadi sirna lantaran di pelabuhan Sungai Concong, warga Concong Luar sudah menunggu Syamsuar dengan wajah berseri-seri.

Setelah setengah jam bersilaturahmi dengan warga Concong Luar, pertemuan ini ditutup dengan foto bersama, Syamsuar dan rombongan menuju Desa Air Pagi, Kecamatan Concong.

Untuk sampai ke Desa Air Pagi ini, Syamsuar dan rombongan harus menelusuri Sungai Concong hingga 1 jam. Sebenarnya waktu jarak tempuh ini bisa lebih cepat, namun jalannya bot pancung harus pelan karena banyaknya nelayan yang menangkap ikan, selain itu kipas mesin tempel sering tersangkut sampah.

Di Desa Air Pagi, letih dan rasa cemas itu benar-benar sirna. Hal ini menyusul sambutan warga setempat cukup luar biasa. Tua-muda, terutama kaum ibu-ibu, antusias menyambut kedatangan calon nomor urut 1 ini.

Warga tampak berbaris di pelabuhan ponton, mereka ingin bersalaman langsung dengan Syamsuar. Ada juga yang minta selfie.

Setiap wilayah kecamatan yang dikunjungi Syamsuar di Kabupaten Inhil, adalah sebuah upaya mewujudkan dua “mimpi” berupa aspirasi masyarakat yang ingin perubahan terhadap Riau untuk menjemput kesejahteraan.

Sejak dari tapak pertama Syamsuar berkampanye dialogis di Kuala Enok, Kecamatan Tanah Merah, aspirasi pemekaran Kabupaten Indragiri Hilir Selatan (Insel) dan Pelabuhan Samudera mengemuka.

Pemekaran Insel, kata warga Kuala Enok, Asmulyadi, bagaikan mimpi masyarakat yang tak pernah terwujudkan. Perjuangan apalagi yang hendak dilakukan masyarakat.

Dan kedatangan Pak Syamsuar adalah sebuah pengharapan warga untuk mewujudkan mimpi itu. Karena Asmulyadi yakin, konsep Riau lebih baik yang ditawarkan pasangan nomor urut 1 ini bagaimana mensejahterakan masyarakat.

“Ada satu lagi mimpi warga Inhil ini, bagaimana Pelabuhan Samudera ditata karena pada saat ini jangankan pelabuhan itu ada atau berkembang, yang asa pada saat ini tumbuh semak belukar,” ucap Asmulyadi.

Dulu, cerita Asmulyadi, ketika Rusli Zainal menjadi Bupati Inhil, terakhir 2002, pecanangan Pelabuhan Samudera itu menggema yang ditandai dengan pembangunan pelabuhan beton. Hanya saja jalan menuju pelabuhan belum dibangun.

Di Concong Luar dan Air Pagi, pemekaran Insel dan Pelabuhan Samudera kembali bergulir dan warga menaruh harapan kepada Syamsuar, kelak jika menjadi Gubernur Riau hal ini bisa terwujudkan.

Bagi Syamsuar, jika dia diamanahkan menjadi Gubernur Riau, selagi pemekaran itu tidak melanggar aturan dan memang untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat kenapa tidak, apalagi jika melihat wilayah Inhil sangat luas yang sudah selayaknya dimekarkan.

Pemekaran Insel ini semakin didukung, bahwa wilayah kabupaten di Riau ini, satu-satunya belum ada pemekaran Kabupaten di Inhil. “Jadi ini bukan sebuah impian tapi ini sangat saya dukung,” ungkap Syamsuar.

Terkait kawasan industri Pelabuhan Samudera, Syamsuar mengatakan, jika dia jadi Gubernur Riau hal diperhatikan, dan kawasan ini sama seperti kawasan Industri Tanjungbuton di Siak.

“Jadi, pemekaran Insel dan Pelabuhan Samudera bukan mimpi namun Insya Allah menjadi kenyataan. Jika saya menjadi Gubernur Riau, bersama-sama kita wujudkan mimpi itu menjadi kenyataan,” kata Syamsuar setiap aspirasi itu ditanyakan masyarakat.

Usai bersilaturahmi di Desa Air Pagi, Syamsuar dan rombonganke Desa Sapat, Kecamatan Kuindra, lamanya perjalanan hampir 1,5 jam. Di Desa Sapat Syamsuar sempat Salat Magrib berjemaah dan mengunjungi korban kebakaran. Selepas itu kembali ke Tembilahan. ***