SELATPANJANG, GORIAU.COM - Malang benar nasib Amran (42) warga Jalan Manggis Gang Tempur Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Ia digebukin massa hingga patah kaki karena dianggap ingin mencuri.


Ketika ditemui di ruang Zaal Bedah 1 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jalan Dorak Selatpanjang, Kamis (23/4/2015), Amran menceritakan bahwa musibah itu terjadi, Kamis dinihari sekitar pukul 02.00 WIB di Jalan Impres Kecamatan Tebingtinggi.
Waktu itu, katanya lagi, Ia pulang dari mencari barang-barang bekas. Namun, tiba-tiba ada tiga orang tidak dikenalnya langsung menghajar dirinya, karena dicurigai dan dianggap maling.
Padahal diceritakan Amran pula, pencarian barang bekas yang dilakukan hingga jauh malam itu demi untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak. Ternyata hal itu pula malah membuat beberapa warga merasa curiga karena warga berfikir Ia adalah maling. Hingga akhirnya Ia dikeroyok beberapa warga sampai kaki sebelah kanannya patah akibat pukulan sebuah beroti yang dilontarkan dari salah seorang warga tersebut.
Untung saja waktu itu kepolisian yang lagi patroli langsung menjumpai kejadian tersebut, sehingga dilerai oleh petugas.
"Jika lambat 5 menit kepolisian datang, mereka akan membakar saya," ungkap Amran sambil meringis kesakitan.
Namun diterangkan juga olehnya, sebelum dirinya dihajar oleh warga, Ia sempat mengatakan bahwa Ia merupakan warga Selatpanjang, maksudnya bukan orang asing yang masuk. Namun dari tiga warga tersebut tidak memperdulikannya.
"Saya sempat bilang pada mereka (warga,red), saya hanya mulung di sini, dan saya merupakan warga di sini. Kalau tidak percaya ayok kita ke rumah pak RT. Namun mereka tidak memperdulikan saya," terangnya.
Setelah itu kata Amran, Ia langsung tidak sadarkan diri, sampai akhirnya baru sadar setelah diperiksa di RSUD, Namun sayang, dari keterangann dokter yang menanganinya mengatakan jika kaki sebelah kanannya patah atas pukulan yang terlalu keras.
Namun atas hal itu pula, dia belum mengkhawatirkan dirinya, namun yang sangat merisaukan hatinya yakni nasib kedua anaknya itu, yang perempuan berumur 6 tahun, dan laki-laki berumur 8 tahun yang saat ini masih menganjak di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Karena menurutnya, jika kakinya patah bagaimana untuk menafkahi kedua anaknya tersebut.
"Kalau istri saya, sudah hampir setahun lalu meninggalkan kami bertiga. Jadi, sekarang ini hanya saya sendiri lagi yang menafkahi dan mengurus anak saya. Sedangkan kini kaki saya sudah patah," ucapnya terbata-bata sambil meneteskan airmata.***