JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah mengetahui identitas para polisi yang merusakk, mengambil, dan menyimpan CCTV di kompleks rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, setelah penembakan terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Dikutip dari Kompas.com, Sigit menjelaskan, pihaknya sudah tahu bagaimana cara CCTV yang disebut rusak itu diambil.

''Ada CCTV rusak yang diambil pada saat di satpam, dan itu juga sudah kita dalami dan kita sudah mendapatkan bagaimana proses pengambilannya,'' ujar Sigit dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (4/8/2022).

Sigit mengatakan polisi yang mengambil CCTV rusak tersebut kini sudah diperiksa.

Tim khusus bentukan Kapolri akan melangkah ke proses selanjutnya terkait kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

''Seperti yang tadi saya sampaikan, nanti akan kita proses nanti berdasarkan hasil keputusan, apakah ini masuk ke dalam pelanggaran kode etik maupun pelanggaran pidana,'' tuturnya.

Sigit berjanji bakal membuka hasil penyidikan setelah semua proses dituntaskan.

Sejauh ini, ada 25 polisi yang diperiksa inspektorat khusus (Irsus)  karena diduga tidak profesional.

Mereka diduga menghambat penanganan olah tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya Brigadir J.

Pada 12 Juli 2022 lalu, atau 4 hari setelah pembunuhan Brigadir J, pihak kepolisian mengatakan, seluruh kamera closed-circuit television (CCTV) di kediaman Ferdy Sambo, mati saat kejadian baku tembak yang menewaskan Brigadir J.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto saat itu, menyebutkan seluruh kamera CCTV di rumah itu mati karena decoder-nya rusak.

''Ya decoder-nya (rusak),'' kata Budhi saat ditemui di Gedung Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Meski menyebut seluruh kamera mati saat kejadian, Budhi belum bisa memastikan jumlah CCTV yang ada di rumah tersebut.

“Saya belum menghitung semuanya,” ucap dia.

Diambil polisi tak berseragam

Sementara itu, Seno Sukarto, Ketua RT 05 RW 01 di Kompleks Polri daerah Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan mengatakan, sejumlah polisi mengganti dekoder kamera CCTV yang ada di kompleks perumahan satu hari setelah baku tembak terjadi atau Sabtu (9/7/2022).

''Maksudnya bukan CCTV di rumah Pak Sambo, tapi alat (dekoder) CCTV yang di pos. Itu (diganti) hari Sabtu, saya tahu hari Senin. Iya (polisi) tidak pakai seragam,'' ujar Seno.

Seno mengatakan, ia tidak mengetahui pasti alasan polisi mengganti dekoder kamera CCTV yang posisinya berada di pos kompleks Polri tersebut.

''Sampai sekarang saya ketemu aja (polisi yang mengganti) juga tidak,'' kata Seno.

Menurut Seno, sejumlah kamera CCTV yang berada di kompleks Polri dipastikan aktif saat aksi baku tembak yang menewaskan Brigadir J itu terjadi. Sejumlah kamera CCTV mengarah ke jalan perumahan.

''Kamera CCTV di luar masih aktif. Tidak tahu kalau di dalam (rumah warga). Kecuali kalau yang punya CCTV di dalam rumah mati, kita yang memperbaiki,'' ucap Seno.

Seno mengaku merasa tersinggung atas perilaku sejumlah polisi yang mengganti dekoder kamera CCTV tanpa alasan dan seizinnya.

''Terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini jenderal loh, meskipun RT,'' ucap Seno.***