INDRAMAYU - Murid kelas V SD Negeri 3 Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menjadi korban bully (perundungan), Rabu (6/3/2024). Pelaku adalah sejumlah teman sekelasnya.

Dikutip dari Republika.co.id, video perundungan terhadap bocah laki-laki berusia 12 tahun itu beredar luas di media sosial. Dalam video terlihat aksi perundungan terjadi dalam ruang kelas. Korban yang dalam kondisi telanjang bulat tampak ditendang berkali-kali dan tubuhnya didorong. Kepalanya pun dipukul menggunakan botol air mineral.

Korban terlihat berusaha keluar dari ruang tersebut, namun dihalang-halangi oleh para pelaku.

Setelah puas merundung korban, para pelaku memberikan celana milik korban dan korban langsung memakainya.

Sedangkan baju milik korban, disiram pelaku sehingga basah. Korban lalu mengambil baju basah miliknya itu di lantai.

Belakangan diketahui, aksi perundungan sadis itu terjadi pada Sabtu (24/2/2024), sekitar pukul 09.00 WIB atau saat jam istirahat sekolah.

Meski berlangsung di saat jam sekolah, namun aksi perundungan itu tidak terjadi di sekolah mereka. Melainkan di sebuah ruang madrasah (MDTA) yang berada di dekat sekolah para pelaku dan korban.

Korban Tidak Bercerita

Fatimah (40), ibu dari korban, mengaku awalnya tidak mengetahui peristiwa itu karena anaknya tidak bercerita. Dia baru mengetahuinya setelah diberi tahu oleh guru.

‘’Kemarin saya dipanggil oleh guru, terus dikasih tahu video itu,’’ kata Fatimah, Rabu (6/3/2024).

Fatimah tak terima melihat perlakuan yang menimpa anaknya. Dia sakit hati terhadap para pelaku.

"Senakal-nakalnya anak, biasanya gak kayak gini. Masa anak saya ditelanjangi, lalu ditendang, dipukul dan disiram air,’’ ucapnya.

Bupati Datangi Korban

Kasus perundungan terhadap siswa SDN 3 Karangsong itu menjadi perhatian Bupati Indramayu, Nina Agustina. Dia pun langsung mendatangi kediaman korban dan bertemu dengan para pelaku maupun orang tua masing-masing, Rabu (6/3/2024) sore hingga malam.

Kedatangannya itu untuk mendengarkan cerita dan kronologis serta melakukan klarifikasi dari berbagai pihak terjadinya kejadian tersebut. Nina mengaku, prihatin atas kasus perundungan yang terjadi pada dunia pendidikan saat ini.

Dia menyatakan, kejadian yang melibatkan para siswa SDN 3 Karangsong itu harus menjadi pelajaran untuk tidak lengah dalam mengawasi anak-anak.

"Saya mengimbau kepada semua sekolah dan lembaga pendidikan lainnya, jangan sampai terjadi kasus bullying kembali di sekitar kita," tegas Nina.

Nina mengungkapkan, dari hasil mendengarkan cerita dan klarifikasi dari semua pihak, antara korban dan pelaku sebenarnya merupakan teman bermain. Kejadian itu diawali saling ejek serta iseng merekam kejadian tersebut dengan handphone. Video itu kemudian tersebar hingga viral di media sosial.

‘’Pemikiran mereka masih anak-anak, jadi mereka masih labil dan harus mendapatkan bimbingan dari kita. Saat ini, di SD harus dibentuk guru BP agar bisa memberikan bimbingan dan arahan kepada para siswa,’’ ucap Nina.

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Imdramayu Untung Aryanto mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu, 24 Februari 2024 dan baru diketahui pihak sekolah pada Rabu, 28 Februari 2024.

‘’Kejadian itu langsung disikapi dan dilakukan klarifikasi serta mediasi yang dihadiri oleh siswa korban dan pelaku, orang tua ketiga siswa, wali kelas, dan guru di sekolah tersebut,’’ katanya.***