PEKANBARU – Ratusan ekor kerbau di Kabupaten Kampar Riau dikabarkan mati karena dugaan penyakit Ngorok atau Septicaemia Epizootia (SE), beberapa waktu lalu. Penyakit tersebut disebutkan sering menjangkit saat musim hujan tiba.

Kepala Bidang Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru, Herlandria mengatakan penyakit ini memang umum terjadi pada kerbau. Ia memastikan belum ada penyakit serupa yang dilaporkan terjadi di Kota Pekanbaru.

"Benar itu memang penyakit yang biasanya terjadi pada kerbau. Saat ini belum ada di Pekanbaru," ujarnya.

Meskipun demikian, setiap peternak diimbau untuk waspada dan segera melapor kepada dinasnya jika menemukan gejala penyakitnya pada hewan ternak. Apalagi saat ini, meski belum terjadi di Pekanbaru, para peternak di Riau sedang dibayangi wabah PMK, LSD dan penyakit SE tersebut.

"Untuk PMK kita sudah ada vaksinnya, gratis dan bisa datang langsung ke kantor kalau mau minta hewannya divaksin. Nah, untuk SE saat ini kita belum ada diarahkan untuk vaksinasi," jelasnya.

Sementara itu, dikutip dari berbagai sumber penyakit Ngorok pada sapi dan kerbau ini dikarenakan infeksi bakteri pasteurella multocida serotype. Penyakit ini akan berakibat fatal bagi hewan saat musim hujan dan panas datang sehingga hewan menjadi rentan karena stres.

Ciri-ciri paling terlihat pada kerbau dan sapi yang terjangkit adalah suhu tubuh meningkat, hewan banyak berbaring, dan timbul leleran. ***