SELATPANJANG - Penerapan sistem one way atau satu arah di Kota Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau dianggap belum efektif karena masih banyak pengendara yang melawan arus.

Sekretaris Dinas Perhubungan Kepulauan Meranti, Abdul Malik mengaku masih banyak pengguna jalan yang melawan arus. Pihaknya sendiri sudah kerap melakukan sosialisasi dan teguran, namun masih belum begitu efektif.

"Petugas kita hanya mengingatkan kepada masyarakat, karena bagi yang melanggar belum kita diberikan sanksi. Kita menargetkan masyarakat bisa terbiasa dulu, sampai bisa benar-benar tertib. Setelah ada payung hukum dan aturan yang jelas, baru akan kita berikan sanksi nantinya," ungkap Malik, Jumat (22/10/2021).

Dijelaskan Malik, sesuai Undang-Undang tentang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas, penerapan one way adalah kewajiban pemerintah daerah melalui Dinas Perhubungan. Karena, Selatpanjang merupakan pusat Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Meranti.

Kemudian lanjutnya, kondisi lalu lintas di Kota Selatpanjang tidak tertata dan masih belum rapi. Bahkan dari sisi estetikanya pun tidak menunjukkan Kota Selatpanjang sebagai sebuah perkotaan. Selain itu, manajemen rekayasa lalu lintas atau one way juga dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan dan kecelakaan serta untuk menciptakan keamanan berlalu lintas bagi para pengendara.

"Kita juga ingin menata wilayah yang dianggap sebagai pusat perkotaan seperti Jalan Imam Bonjol ini. Penerapan one way ini harapannya lalu lintas ibu kota kabupaten tertata untuk keamanan, begitu juga kelancaran, keselamatan arus orang dan barang yang akan melintas,” terangnya.

Malik juga mengimbau, agar masyarakat bersabar dan dapat mentaati peraturan yang berlaku. Sebab, one way ini masih baru dan dalam tahap uji coba selama beberapa minggu kedepan.

"Ini kan masih baru dan dalam tahap uji coba, mungkin masih ada yang bingung, tapi petugas kita akan mengarahkan. Untuk yang melanggar, sanksinya masih berupa teguran, semoga masyarakat dapat bekerjasama dengan baik," harapnya.

Jika sistem manajemen transportasi tidak diperbarui, menurut Malik, maka perkembangan ekonomi hanya akan berkembang di satu kawasan dan tidak terjadi perkembangan serupa di kawasan lainnya.

"Jalan-jalan yang seharusnya ramai, tidak ramai, tidak ada kendaraan yang lewat, dan ini memiliki multiplier effect terhadap perekonomian di wilayah itu. Selain ketertiban, kita ingin memecah pusat keramaian, ingin menciptakan pertumbuhan perekonomian baru. Dengan adanya jalur-jalur yang dilewati kendaraan akan tumbuh keramaian-keramaian dan tidak terputus,” papar Malik.

Diberitakan sebelumnya, penerapan kebijakan one way mulai diberlakukan pada Selasa, 19 Oktober. Dalam pelaksanaannya, penerapannya hanya berlaku 4 jam dalam sehari yang dimulai pada pukul 06.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB.

Penerapan sistem one way ini sendiri direncanakan selama 3 bulan pertama sampai satu tahun, sambil terus melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada pengguna jalan tersebut. Pada saat pemberlakuan, akan ada 65 titik persimpangan jalan yang dianggap jalan pintas menuju jalan lain dan dijaga personil.

Penerapan sistem one way ini dilakukan mengingat pengembangan kota Selatpanjang yang tidak bisa dilakukan lagi, selain itu jumlah kendaraan semakin hari diprediksi meningkat dan antisipasi ini dilakukan agar kedepan tidak berat dalam mengatur arus lalulintas di kota Sagu itu.

Untuk diketahui, adapun rute one way di Kota Selatpanjang yang diterapkan diantaranya untuk jalan satu arah, yakni Jalan Imam Bonjol, Jalan A Yani, Jalan Merdeka, Jalan Merbau, Jalan Kartini, kemudian Jalan Diponegoro, dan Jalan Banglas.

Sementara untuk Jalan dua arah yakni, Jalan Jalan Teuku Umar, Jalan Siak, Jalan Teladan, dan Jalan Rintis. Kemudian untuk jalan berbelok arah, yakni Jalan Sandang Pangan, Jalan Terubuk, Jalan Ibrahim, Jalan Nusa Indah, Jalan Ismail, Jalan Alahair, berbelok ke arah Jalan Imam Bonjol.

Selanjutnya, Jalan Inpres, Handayani, berbelok ke Jalan Rintis. Kemudian Jalan Dorak, Jalan Budaya berbelok ke Jalan Banglas. Sementara dari Jalan Pembangunan II, Pembangunan I, Jalan Rumbia, Jalan Kesehatan dan Jalan Tebingtinggi bisa berbelok ke Jalan Diponegoro.***