SELATPANJANG - Potensi budidaya ikan di Kepulauan Meranti sangat besar. Namun, pada segi pemasaran, menjadi kendala tersendiri bagi pengelola kerambah.

Keluhan itu disampikan Saryono, salah seorang pengelola kerambah di Desa Selatakar saat mendapat kunjungan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau dan Kabupaten Kepulauan Meranti, Rabu (4/5/2016).

Kata Saryono, dari kerambah yang Ia kelola sudah menghasilkan banyak ton ikan Bawal dan Ikan Kakap. Hanya saja, dalam pemasaran, terutama Ikan Bawal sangat sulit dilakukan. Untuk itu, mereka meminta dinas mencari pasar agar hasil kerambah bisa dijual dengan harga yang diharapkan pembudidaya.

"Pokoknya 9 sampai 11 bulan Bawal dan Kakap sudah bisa dipanen. Namun hanya Kakap yang mudah dipasarkan, sementara tidak untuk bawal," ujar Saryono.

"Tolonglh buk, kalau bisa cari pasar sampai ke luar negeri. Kalau untuk hasil, di sini sangat banyak," tambah Saryono lagi.

Menanggapi keluhan ini, Kepala DKP Provinsi Riau Ir Tien Mastina MSi mengaku akan mencoba mencari pasar untuk hasil kerambah di Kepulauan Meranti. Rencananya, mereka akan mengambil daerah terdekat dengan Kota Sagu, yaitu di Kota Batam.

"Prospek kakap putih ini laku dipasaran. Kita akan coba cari pasarnya di Batam. Selain dekat dengan kita, di sana kan banyak restoran dan turis," kata Tien.

Bersama pihak terkait, Tien berharap semuanya berkoordinasi agar mendapat jaringan pengusaha pemasaran. Agar, para pembudidaya kerambah tidak lagi sulit memasarkan hasil budidaya yang memang sudah siap panen.

"Tidak menutup kemungkinan kita menjajaki hingga ke Malaysia. Namun itu harus bekerjasama dengan pihak-pihak terkait," tambah Tien pula.

Waktu meninjau beberapa Kerambah di Kepulauan Meranti, Tien didampingi Kasi Konservasi Lastri Mei, Perry Kabid Kelautan dan Pengawasan DKP Riau, Kepala DKP Meranti Drs Askandar dan Kabid Pengelolan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Randolp Willy Hutauruk. ***