BANGKINANG - Dari 13 komoditi pangan di Kampar, hanya 5 komoditi yang swasembada. Selebihnya, 8 komoditi pangan di Kampar, minus termasuk beras. Karena itu warga diminta mulai beralih dari makanan pokok berupa beras ke ikan atau sayur mayur.

Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan Kampar tahun 2016 yang disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Aliman Makmur, tercatat 8 komoditi pangan di Kampar yang minus. Antara lain, beras, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, sagu, sayuran, daging dan telur.

Untuk komoditi beras, produksinya sebesar 22.443,17 ton per tahun. Sementara kebutuhan dalam setahun 96.632,48 ton. Artinya, minus 74.189,31 ton per tahun. Kemudian, komoditi kedelai, produksinya hanya 595 ton per tahun. Padahal kebutuhannya 7.613,12 per tahun. Sehingga minus 3.916,48 ton per tahun.

Komoditi kacang tanah juga mengalami minus sebanyak 1.181,79 ton per tahun. Di mana, kebutuhan per tahun sebanyak 1.785,79 ton, padahal produksinya hanya 604 ton per tahun. Kemudian kacang hijau, juga minus 468 ton per tahun. Di mana kebutuhan setahun sebanyak 583 ton, sedangkan produksi hanya 115 ton per tahun.

Komoditi sagu yang lebih parah. Kebutuhan yang sebanyak 1.033,88 ton per tahun, namun produksi tak ada sedikitpun. Sayuran juga minus 7.596,08 ton per tahun. Di mana, kebutuhan sebesar 42.671,08 ton per tahun, produksi hanya 35.075 ton per tahun.

Begitu juga dengan komoditi daging yang minus 2.121,27 ton per tahun. Di mana kebutuhan sebesar 6.297,27 ton per tahun, produksi hanya sebesar 4.176 ton per tahun. Terakhir, komoditi telur minus 5.164 ton per tahun. Yang mana, kebutuhan sebanyak 6.227 ton per tahun, produksi hanya 1.063 ton per tahun.

Sedangkan komoditi yang swasembada antara lain jagung produksinya melebihi kebutuhan sebesar 693,88 ton per tahun, ubi jalar melebihi kebutuhan sebesar 420,07 ton per tahun, ubi kayu berlebih 7.569,14 ton per tahun, buah-buahan berlebih 1.855,12 ton per tahun, dan ikan melebihi produksi 30.955,08 ton per tahun.

"Total produksi pangan kita di Kampar ini, bernilai Rp814 miliar. Untuk kekurangan beras, kita tutupi dengan impor dari luar daerah," sebutnya Aliman Makmur, Selasa (18/7/2017) usai acara lomba cipta menu di kawasan wisata Stanum Bangkinang.

Dia juga mengimbau, agar masyarakat untuk mengurangi konsumsi beras. "Kita perlu pengurangan konsumsi beras 2,8 ton per kapita, per orang dalam setahun. Perbanyaklah makan sayur, dan ikan," ujarnya.

Lanjut Aliman jika terlalu banyak makan beras, akan memberikan efek buruk kepada kesehatan manusia. Salah satunya, akan menyebabkan obesitas, sakit jantung, dan tekanan darah tinggi. akan terjadi obesitas. Sakit jantung, tekanan darah tinggi. ***