KUALA LUMPUR - Pemerintah Singapura melarang umat Islam Shalat Jumat sementara waktu untuk mencegah meluasnya penularan virus corona. Sementara Malaysia, tetap membolehkan Shalat Jumat, namun memberlakukan aturan ketat.

Dikutip dari republika.co.id, Menteri Agama Malaysia, Zulkifli Mohamad Al-Bakri menyatakan, khutbah jumat dapat dipersingkat dan para jamaah harus melakukan wudhu di rumah masing-masing.

Sedangkan mereka dengan gejala virus corona tidak diperbolehkan mengikuti Shalat Jumaat berjamaah.

''Otoritas masjid harus menyediakan pembersih tangan dan masker sebagai tindak pencegahan,'' kata Zulkifli.

Sebelumnya, Malaysia terpapar virus corona diduga bermula dari sebuah pertemuan yang digelar di sebuah masjid di pinggiran Kuala Lumpur. Pertemuan empat hari di Masjid Sri Petaling pada akhir Februari itu, dihadiri oleh 10 ribu peserta yang datang dari beberapa negara.

Setidaknya ada 14 orang peserta telah dinyatakan positif virus, di antaranya dua dari Singapura dan satu dari Brunei. Pihak berwenang Malaysia masih berusaha melacak 5.000 warga negara yang turut hadir dalam acara tersebut.

Kepala eksekutif dari Pusat Kesehatan dan Kebijakan Sosial Galen, Azrul Mohd Khalib mengatakan keputusan Malaysia untuk melanjutkan Shalat Jumat kecuali jika Kementerian Kesehatan menyarankan sebaliknya, membuat orang menghadapi risiko luar biasa dan berpotensi meningkatkan penyebaran penyakit.

''Kita harus mengikuti langkah Singapura dalam mengambil tindakan pencegahan,'' ujar Galen seperti dilansir dari Arabnews, Kamis (13/3).

Singapura kata Azrul, telah menangguhkan semua kegiatan yang berfokus pada masjid sampai akhir bulan. Kemudian akan beralih dari penahanan ke fase mitigasi penyakit dari wabah virus corona.

Azrul menyarankan pihak berwenang Malaysia juga harus menunda semua pertemuan keagamaan massal untuk mengurangi penyebaran virus.

Singapura telah menutup total semua masjid selama lima hari untuk menjalani disinfeksi.

''Karena virus Covid-19 akan bersama kita untuk waktu yang lama, maka ada hal-hal dasar yang harus kita biasakan,'' kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong.

Lee Hsien Loong mendesak warga Singapura mempraktikkan kebersihan pribadi yang baik. Juga mengadopsi norma-norma sosial baru dan tidak menghadiri pertemuan besar.***