JAKARTA - Penyedia jasa servis handphone di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur mengeluhkan dengan aturan PPKM Darurat karena membuat kegiatan mereka terhenti.

Agar bisa menyambung hidup di masa Covid-19, mereka pun nekat melapak di depan mal PGC untuk menjajakan jasanya.

Teguh adalah salah satunya, tukang service handphone yang kekinian itu, harus menjajakan jasanya di depan Mal PGC Cililitan. "Kalau kami di rumah, yang ada mati-mati juga. Kami nggak boleh keluar, karena takut mati. Di rumah, kita nggak makan, juga mati," kata Teguh kepada wartawan di lokasi, Rabu (14/6/2021).

Selain untuk menyambung hidup, upaya ini dilakukannya agar tetap bisa membayar sewa kios. Kata dia, meski aktivitas Mal PGC Cililitan ditutup, mereka tetap harus membayar biaya sewa dan listrik. 

"Tetap bayar. Terus kami nyari uang dari mana, untuk menutupi itu," imbuh Teguh.

Beraktivitas di jalanan bukan tanpa resiko, Teguh mengaku, beberapa kali harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP. "Tapi ya mau bagaimana lagi. Ya kucing-kucingan. Satpol PP pergi, kita datang lagi," ujarnya.

Keluhan yang sama juga diungkapkan Asep, dia mengaku harus putar otak untuk tetap bisa bertahan pada masa pandemi ini. Turun ke jalan pun dia lakukan untuk tetap mendapatkan pundi-pundi rupiah. 

Semenjak turun ke jalan, dia mengaku hanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp700 ribu. Itu pun harus dibagi lagi. "Kan saya punya anggota 6 orang, paling bagi-bagi rata," ujarnya.  

Turunnya penyedia jasa service handphone Mal PGC ke jalanan telah terjadi sejak 3 Juli lalu, bertepatan dengan penerapan PPKM Darurat.

Diketahui berdasarkan aturannya, seluruh aktivitas di sejumlah mal Jakarta ditiadakan, guna menekan laju penularan Covid-19. Jual beli yang diizinkan hanya bagi restoran/kafe, supermarket dan apotek. Khusus untuk restoran atau kafe tidak bisa makan di tempat.***