PEKANBARU, GORIAU.COM - Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Drs Zulher MS, menyebutkan agar para petani pekebun di Riau membentuk kelompok tani (Poktan) yang berkelanjutan. Hal ini penting, karena menurutnya petani akan merasakan manfaat yang besar jika poktan kuat dan kompak.

Beberapa diantaranya, jika Poktannya kuat maka memudahkan dalam pembinaan dan pemberian bantuan dari pemerintah. Dan juga, bargaining (posisi tawar) petani akan lebih besar di mata pengusaha pemiliki pabrik pengolah hasil perkebunan seperti pabrik karet dan kelapa sawit. Jika petani tidak berkelompok maka mereka tidak memiliki akses ke pabrik dan mereka terpaksa menjual hasil perkebunan kepada pengumpul yang tentunya ingin juga dapat untung dari hasil jual beli hasil perkebunan tersebut.

Hal itu diungkapkannya pada saat sosialisasi dan pembinaan usaha perkebunan karet rakyat yang diadakan di desa kuntu kecamatan Kampar kiri, Senin (31/3/2014). Sosialisasi itu juga diikuti oleh para petani yang berasal dari desa Kuntu, Tanjung Belit, Sungai Rambai, sungai raja, dan beberapa desa lainnya di kecamatan Kampar kiri.

Dalam pembinaan usaha perkebunan khususnya perkebunan rakyat yang dihadiri oleh ratusan petani tersebut, Zulher menyebutkan bahwa Disbun Riau terus menggulirkan berbagai program yang tentunya sangat dibutuhkan oleh petani.

Diantara program Disbun Riau adalah Peremajaan kebun karet Tua, perluasan kebun karet, Penggantian bibit palsu, penyaluran pupuk bersubsidi, menyediakan fasilitas pengolahan usaha perkebunan, perbaikan jalan produksi, penyaluran SKIM KUR untuk petani yang melakukan peremajaan, dan juga pengembangan tanaman Kenaf sebagai tanaman sela bagi peremajaan kebun karet dan kelapa sawit.

''Seluruh program Disbun Riau maupun instansi lainnya itu hanya dapat disalurkan kepada Poktan yang jelas dan kuat. Pemerintah tidak bisa memberikan bantuan kepada individu petani,'' terang Zulher melalui rilisnya kepada GoRiau.com, Senin (31/3/2014)

Pada saat pembinaan usaha perkebunan karet rakyat tersebut, Zulher juga membawa perwakilan Bank BRI Cabang Pekanbaru sebagai mitra petani pekebun nantinya dalam hal penyaluran SKIM KUR.

Menurut Benny, perwakilan BRI, pada saat sambutannya, Bank BRI siap menyalurkan bantuan kredit kepada poktan yang membutuhkan dalam hal pemeliharaan kebunnya dari tahun kedua hingga tahun keempat pemeliharaan. Petani baru akan membayar kreditnya pada saat kebunnya telah menghasilkan.

''SKIM KUR sangat cocok dalam usaha pengembangan perekonomian petani pekebun. Untuk itu kita optimis SKIM KUR yang akan kita salurkan dapat meringankan beban petani selama masa pemeliharaan,'' ujar Benny.

Selain melaksanakan pertemuan dengan para petani dalam rangka pembinaan usaha perkebunan karet rakyat, Zulher juga melihat langsung perkembangan tanaman Kenaf sebagai tanaman sela program peremajaan kebun karet dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau. Dimana, Desa kuntu mendapatkan bantuan peremajaan kebun karet seluas 50 hektar pada tahun 2013 dan sebagai wujud pengembangan pilot project tanaman kenaf maka desa kuntu mendapatkan bantuan tanaman kenaf seluas 30 hektar.

Pada saat peninjauan tersebut Zulher senang dengan pengembangan tanaman kenaf tersebut. Menurutnya tanaman kenaf sangat bagus dikembangkan pada kontur tanah di Riau.

“Dari beberapa poktan yang kita lihat langsung dan juga informasi dari lapangan, maka kondisi tanaman kenaf di Riau jauh lebih bagus dari daerah asalnya yaitu di Lamongan, Jawa Timur. Untuk itu kita yakin Kenaf dapat dikembangkan di Riau”Ujar Zulher. (rls)


Punya info menarik di sekitar anda atau ingin berbagi berita silahkan sms ke 081275940999 atau via email: [email protected] (lengkapi data diri atau instansi untuk berita warga dan rilis)