PEKANBARU - Inovasi signifikan dibawa oleh Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru dengan meluncurkan program Cadangan Pangan yang disalurkan kepada enam Kelompok Wanita Tani (KWT). Program ini menjadi langkah proaktif dalam mengantisipasi kerawanan pangan di Kota Pekanbaru, melanjutkan program Pelatihan Budidaya Tanaman Hortikultura, Ternak dan Manajemen Kelompok yang telah dilaksanakan sebelumnya.

"Program ini kita mulai salurkan. Untuk tahap awal, kita fokus pada enam kelompok. Target kita pada awal Agustus 2023 ini sudah tersalurkan kepada sembilan KWT dan sudah dapat langsung berjalan di lapangan," ungkap Ismail, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru, pada Ahad (29/7/2023).

Beberapa KWT yang telah mendapatkan penyaluran di antaranya KWT Nurasiah di Kelurahan Maharatu, KWT Bertuah di Kelurahan Perhentian Marpoyan, KWT Wonorejo Sejahtera di Kelurahan Wonorejo, dan KWT Mekarwangi di Kelurahan Tangkerang Barat. Meski masih dalam tahap bertahap, sebagian besar dari program ini sudah sampai ke tangan kelompok tani.

"Yang sudah kita distribusikan untuk bibit sayuran seperti jagung, timun, seledri, selada, terung, cabai, serta mulsa, gerobak sorong, pakan ayam, pakan starter, jagung, dedak, dan beberapa lainnya yang masuk dalam program cadangan pangan ini," lanjut Ismail.

Adapun untuk bibit ayam, masih dalam proses penyiapan, namun akan segera disalurkan kepada kelompok tani.

Harapan besar dipegang oleh Disketapang Pekanbaru, bahwa dengan program ini pengurus KWT bisa memanfaatkan bantuan yang telah disalurkan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

Dengan adanya program ini, Ismail menambahkan, "Diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan anggota, mengurangi beban pengeluaran keluarga dengan menekan biaya untuk pembelian bahan pangan seperti cabai, sayur mayur, termasuk konsumsi ayam, karena sudah bisa diproduksi sendiri dari program yang dialokasikan."

Ismail juga menganggap penting untuk masyarakat belajar dan mendapatkan edukasi tentang cara bercocok tanam hortikultura dari pengetahuan yang diperoleh baik dari pelatihan maupun dari praktik langsung budidaya tanaman dan ternak di tengah masyarakat.

"Awalnya mungkin dari anggota kelompok saja, tapi kami harapkan pengetahuan ini dapat ditularkan kepada masyarakat sekitar, sehingga bisa menjadi salah satu cara untuk memutus mata rantai kerawanan dan kerentanan pangan di satu kawasan, karena masyarakatnya juga sudah terlatih untuk bercocok tanam dan melakukan budidaya," ungkap Ismail.

"Kami berharap, anggota kelompok juga tidak sungkan-sungkan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat di sekitarnya dalam budidaya pertanian maupun ternak. Karena ini menjadi salah satu indikator dari keberhasilan program ini dalam jangka panjang. Semakin banyak masyarakat yang terlibat, secara tidak langsung akan mendukung pada ketahanan pangan di kawasan tersebut," pungkasnya. ***