JUJUR saja, pelaksanaan HPN Provinsi Riau tahun 2014 dan HUT PWI ke-68 boleh dibilang sedikit terlambat. Puncak acara HPNdi Bengkulu yang dihadiri Presiden SBY sudah dilaksanakan bulan Februari, sebab peringatan HPN memang tepat pada tanggal 9 Februari. Namun keterlambatan ini memang disadari sehingga rangkaian dan acara puncak akirnya memetik buah kesuksesan serta mendapat pujian dari berbagai kalangan tak terkecuali dari bung Margiono, Ketua PWI Pusat.

Sepulang dari acara di Bengkulu itulah, Ketua SPS yang juga pimpinan umum tabloid Azam DR Syafriadi melalui telepon genggam menghubungi saya, Mas Bagus, ini kawan- kawan menunjuk sampeyan menjadi Ketua HPN Provinsi Riau, jangan menolak ya mas, ini untuk suksesnya acara HPN dan kawan-kawan wartawan, kata sang doktor sebelum sempat saya bisa menyela untuk menjawab iya apa tidak.

Karena sudah ditodong dan tak boleh mengelak, sayapun terdiam tanda setuju, meski hati ini berkata wah gawat, bagaimana membagi waktu, sebab kawan-kawan PWI sudah tahu saya lagi all out kampanye pileg menghadapi hari -h tanggal 9 April 2014. Seakan tahu yang sedang saya pikirkan, Bang Haji begitu panggilan ketua SPS menyambung, kan mas bisa sekali mendayung tiga pulau terlampaui.

Mana bisa bang, ini kerja bukan icak-icak, memerlukan full power dan biaya besar, saya yang sudah sering ditunjuk sebagai panitia sejumlah acara, secara spontan sudah terhitung apa yang harus disiapkan untuk gawean setingkat Provinsi apalagi lokasinya di Pulau Bengkalis. Namun bukan soal biaya sejatinya yang lebih saya pikirkan, tetapi acara ini melibatkan eksekutif sementara pada saat bersamaan hubungan wartawan dengan gubernur lagi kurang mesra. Namun alhamdulillah justeru dengan adanya acara HPN justeru semuanya mencair, karena membangun daerah lebih utama dibandingkan dengan perkara apapun.

Sudah jadi sikap yang ada pada jiwa raga ini, jika sudah diberikan kepercayaan, hanya ada sebuah kata harus luar biasa dan sukses. Disela-sela padatnya tugas di lembaga DPRD, ditambah masa kampanye, saya berusaha menyiapkan banyak agenda, harus bisa melakukannya dengan maksimal. Rapat-rapat terus digesa, beruntung Sekretaris panitia Antoni Hari dan kawan-kawan panitia HPN yang sudah ditunjuk siap tempur. Apalagi ketua PWI Dheni Kurnia yang saya tahu orangnya sangat serius dalam setiap kegiatan.

Berbagai kegiatan sudah diagendakan, langkah persiapan terkoordinasi dengan Usman, panitia kabupaten Ketua PWI Bengkalis. Ibarat mobil tanpa bensin nggak akan jalan. PWI ini organisasi yang besar, seperti mobil ferari. Mobil berkelaspun kalau bensin belum terisi juga mogok. Novrizon Burman yang kena tunjuk mengawal pergerakan pendanaan melaporkan, mas Bagus ada yang membantu tetapi tak cukup untuk beli 1 liter bensin. Sayapun dengan tegas sampaikan dan kalau sudah diserahkan balikkan saja, kita siap iuran sesama wartawan, balas dengan surat terima kasih atas bantuannya.

Hasil musyawarah panitia HPN pada awalnya dijadwalkan sebelum Pemilu, yakni sekitar tanggal 29 maret, mamun karena berbagai pertimbangan maka setelah audiensi dengan tuan rumah yaitu Bupati Bengkalis disepakati tanggal 10 mei 2014, pasca pemilu. Sayapun sedikit lega karena bisa fokus untuk agenda pemilu.

Puncak HPN seiring dengan kelarnya pemilu 2014, bagi saya pribadi sukses HPN di Bengkalis sekaligus kesuksesan saya terpilih kembali menjadi anggota DPRD Provinsi Riau yang kebetulan juga dari daerah pemilihan (dapil) Bengkalis. Andai saja pelaksanaan HPN sebelum pemilu ceritanya mungkin tak segagah hari ini.

Pada sambutan puncak acara diatas panggung dengan atap duplikasi Tanjak Laksamana di lapangan Tugu yang megah saya katakan, rangkain acara HPN kali ini sangat spektaluler, luar biasa. Tak kurang dari hampir 200 wartawan terjun langsung ke pulau Rupat yang selama ini kawan-kawan wartawan hanya mendengar dari cerita dan berita. Mereka mendapatkan pemandangan dan nara sumber warga asli dan alam rupat yang menawan.

Ikan tengiri diiris-irisIkan gurami buat santapanSelamat datang di negeri BengkalisNegeri terjanji penuh kenangan

Wartawan sebagai sahabat rakyat dan pemerintahan, juga berbaur melebur dengan sedikitnya 10 ribuan, rakyat dan pejabat olah raga jalan santai sambil menikmati indahnya kota Bengkalis. Kemesraan yang patut dikenang dan diabadikan, kemesraan yang kita harapkan seperti sebait nyanyian, kemesraan ini janganlah cepat berlalu. Banjir bingkisan hadiah yang wah, menambah terhibur dan semangatnya warga Bengkalis bersama wartawan.

Acara seminar ilmiah dengan tema pers sehat rakyat berdaulat menyajikan sebuah konsep wartawan yang bertanggung jawab. Dengan 4 narasumber yang potensial dibidangnya masing- masing; ketua PWI pusat, Kapolres Bengkalis, Bos SPS DR Syafriadi dan Sekda Bengkalis. Pemahaman tentang wartawan, hukum hingga panggung hiburan menjadi sangat diminati oleh peserta yang menyesaki tempat acara yakni ruangan lantai 4 kantor bupati yang berkapasitas 300 kursi.

Acara puncak berlangsung meriah dan megah, dan yang patut dicatat, acara puncak yang biasanya diadakan di gedung-gedung, untuk HPN 2014 sengaja di gelar dipanggung terbuka lapangan Tugu Bengkalis, tujuannya sungguh mulia, bahwa acara ini bukan saja untuk wartawan dan pejabat tetapi juga untuk rakyat, karena keberadaan pers sememang untuk memekikkan suara rakyat.

Rangkaian acara belum usai, tanggal 11 panita HPN mengadakan hiburan rakyat bekerjasama dengan paguyuban Jawa menyuguhkan kesenian tradisional adi luhung warisan bangsa Indonesia yaitu wayang kulit semalam suntuk. Mengulang sukses sebelumnya lapangan Tugu dibanjiri kembali masyarakat pecinta wayang kulit. Tak tanggung-tanggung panitia mengundang dalang kondang dari kota Surakarta Solo Ki Sri Susilo Tengkleng yang juga menjabat anggota DPRD.

Sayang, acara yang dari awal mendapat dukungan gubernur Riau ini, tidak dapat dihadiri langsung oleh Anas Maamun. Beruntung Kapolda Bengkalis Condro Kirono datang bersama wakil gubernur Andi Rachman, Danlanud Khairil Lubis. Apresiasi yang tinggi buat Kapolda atas perhatiannya dengan panitia HPN dan PWI. Sejak awal kegiatan dari lomba karaoke , hebatnya Kapolda berkenan membuka acara dan menyanyi duet maut dengan opung Yanto Pimred Tabloid Azam, hingga puncak acara di lapangan Tugu berlangsung sukses, salah satunya adalah dukungan penuh pak Condro Kirono.

Dari pelaksanaan HPN ternyata ada kemesraan, kedamaian dan kerjasama yang hebat dari semua pihak. Dalam kerjasama yang dibutuhkan ada saling mendukung, maka jangan saling menjatuhkan. Wartawan punya tugas mulia memberikan edukasi, informasi, dan satu lagi yang sama dengan dilaksanakan anggota dewan dan polisi yaitu kontrol sosial fungsi pengawasan. Wartawan dipersilahkan memberikan kritik bebas tetapi yang bersifat membangun, hajar tapi bertanggung jawab.

Memang seperti pada lembaga lainnya, profesi wartawan juga rentan untuk dimanfaatkan oleh oknum yang tak bertanggung jawab, tujuannya untuk kepenyingan pribadi atau kelompok. menggadak, menggertak dan memeras. Jika ada yang melakukan demikian itulah oknum yang mengaku-ngaku wartawan. Alias wartawan gadungan. Namun sudah menjadi hukum alam, biarkan semuanya berjalan apa adanya, waktu yang akan membuka tabir mana loyang mana emas. Siapa wartawan profesional siapa wartawan abal-abal, Sukses HPN, jayalah negeriku Riau.

Juru tulis penuh kreasiMenulis indah peribahasaJurnalis penyangga demokrasiMajukan negeri cerdaskan bangsa

Gagah berani panglima minalNamanya megah kesana kemariMari wartawan bekerja profesionalMenjaga marwah majukan negeri***

Bagus Santoso adalah Ketua Panitia HPN 2014 & HUT PWI ke-68.