MANGGARAI BARAT – Jajaran Pengurus Wilayah (PW) dan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Nusa Tenggara Timur (NTT) mendeklarasikan Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Deklarasi tersebut dibacakan di sela acara Serah Terima SK DPC PKB se-Provinsi NTT yang digelar di Kawasan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT pada Minggu malam (5/12/2021).

Menanggapi desakan agar dirinya bersedia untuk diusung menjadi capres pada Pilpres 2024 mendatang, Gus Muhaimin mengaku sangat terkejut dan terharu karena pelaksanaan Pilpres 2024 sebenarnya masih cukup lama, namun para kader di NTT sudah melakukan deklarasi pencapresan. Hal yang sama juga dilakukan oleh para kader dan pengurus di berbagai DPW dan DPC se-Indonesia.

"Saya terkejut dan terharu malam hari ini, tiba-tiba ada deklarasi padahal deklarasi atau dukungan ini masih lama dibutuhkan, tetapi yang saya tangkap justru karena masih lama, kita butuh waktu untuk bekerja keras,” kata Gus Muhaimin yang hadir langsung di NTT didampingi sejumlah jajaran DPP PKB.


Ikut hadir dalam kunjungan kerja ke NTT antara lain Wakil Ketua Umum DPP PKB yang juga Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Sekjen DPP PKB Hasanuddin Wahid, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda dan hampir seluruh ketua DPW PKB se-Indonesia.

Dikatakan Gus Muhaimin yang juga Wakil Ketua DPR RI, apa yang memotivasi, mendorong dan menggerakkan PKB terus berjuang mengambil keadaan menjadi lebih baik, sekaligus berusaha sekuat tenaga mengambil dan hadir dalam kepemimpinan nasional, salah satunya yang paling pokok adalah kita yakin bahwa PKB punya seperangkat yang lengkap, cita-cita yang lengkap untuk Indonesia yang lebih baik, adil, makmur, dan sejahtera.

"Kita yakin seyakin yakinnya punya mandat sejarah sebelum kemerdekaan ketika membentuk negara ini. Ketika mengisi dan meneruskan perjuangan pembangunan nasional," urainya.

Menurut Gus Muhaimin, Nahdlatul Ulama (NU) yang melahirkan PKB, mempunyai pengalaman bukan saja membentuk dan mendirikan bangsa ini, tetapi punya pengalaman sejarah panjang bergualat dalam persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat, menjadi bangian dari lumpur-lumpur persoalan masyarakat, menjadi satu dari denyut nadi masyarakat.

Sebelum kemerdekaan, kata Gus Muhaimin, tokoh-tokoh, para ulama NU, khususnya KH Hasyim Asy’ari merintis pencerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan, kemudian menggerakkan seluruh komponen untuk merebut kemerdekaan. Setelah Indonesia merdeka, kemudian mewakilkan kepada putranya KH Wahid Hasyim untuk menjadi salah satu pendiri merumuskan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kedua, kata Gus Muhaimin, NU bersama dengan PKB juga punya sejarah pasca kemerdekaan. Mantan Ketua Umum PBNU yang juga pendiri PKB, KH Abdurrahman Wahid adalah orang yang pertama kali menyuarkan demokrasi yang saat itu menjadi barang langka dan tidak mudah ditangkap oleh rakyat kecil di tengah pemerintahan otoratarian dan melahirkan Reformasi 1998. Sejak demokrasi dibuka, PKB lahir langsung besar dan menjadi kekuatan terdepan di pemerintahan dan legislatif dan Gus Dur terpilih sebagai Presiden.

"Saya sangat bangga, bersyukur dan yakin kita akan ubah keadaan menjadi lebih baik, lebih sempurna lagi, lebih adil lagi. Itu bukti dan komitmen kita. Komitmen dan kebersamaan ini bukan slogan, tetapi kerja. Kita yakin dan optimis, kita punya rencana, konsep dan pengalaman, cukup menjadi modal kita. Kita tidak ingin nasib semua masyarakat kita gagal sebelum mencapai cita-cita," ungkap Gus Muhaimin.***