TELUKKUANTAN - Sebagian besar sekolah dasar dan tingkat pertama di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau tidak bisa menerapkan pembelajaran secara online atau Daring (Dalam Jaringan).

Karena itu, Pemerintah Kabupaten Kuansing melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) meminta sekolah menerapkan pembelajaran secara Luring (Luar Jaringan).

Menurut Kepala Disdikpora Kuansing Jupirman, hanya sebagaian kecil SD di Kuansing menerapkan belajar secara daring.

"Kalau SMP sederajat, baru sekitar 50 persen yang bisa menerapkan daring. Selebihnya dengan sistem luring. Dimana, siswa datang ke sekolah hanya mengumpulkan tugas dan kembali mengantarkannya," ujar Jupirman melalui Sekretaris Masrul Hakim, Senin (3/8/2020) di Telukkuantan.

Setelah dua minggu berjalan, Disdikpora Kuansing belum melakukan evaluasi terhadap sistem pembelajaran di tengah pandemi Covid-19. Masrul menyatakan pihaknya secepat mungkin akan melakukan evaluasi bersama Korwil Pendidikan se-Kuansing.

"Sampai sekarang, kita belum mendapat petunjuk teknis yang baru terkait belajar di tengah pandemi Covid-19 ini. Petunjuknya ya masih belajar secara daring dan luring ini," ujar Masrul.

Menurut Masrul, Kuansing belum bisa menerapkan belajar daring secara maksimal. Mengingat, sarana dan prasarana masih kekurangan.

"Internet tak masuk ke sekolah. Kekurangan sarana penunjang tak hanya di sekolah, tapi juga kemampuan orangtua siswa untuk membeli android. Karena itu, sebagian besar sekolah di Kuansing tak bisa menerapkan belajar daring," papar Masrul.

Dijelaskan Masrul, melalui dana BOS, pihak sekolah dibenarkan untuk pembelian paket internet. Namun, hal itu akan percuma jika siswa tak memiliki paket internet.

"Kemaren Pak Menteri ada ngomong, boleh siswa dibelikan paket internet. Tapi tak ada petunjuknya. Jadi kami tak tahu pula seperti apa polanya. Kemudian, kalau semua BOS dibelikan paket internet, gimana dengan operasional sekolah. Itu pula persoalannya," terang Masrul.***