SELATPANJANG - Sanggar Seni SMANDA Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tebingtinggi, Kepulauan Meranti, Riau, akan tampil di Pekanbaru mengikuti Festival Teater Remaja se Provinsi Riau tahun 2016 di Taman Budaya Pekanbaru. Tampil perdana alias pertama kalinya di Kota Bertuah itu, Sanggar Seni SMANDA SMA N 2 Tebingtinggi akan mementaskan lakon berjudul 'Dukun-dukunan'.

Demikian disampaikan guru pembimbing Sanggar SMANDA SMA N 2 Tebingtinggi, Dewi SPd, Jumat (19/8/2016). Kata Dewi, keikutsertaan mereka pertama kali di festival ini setelah kemarin berhasil menjadi penyaji terbaik I pada pentas teater pelajar II tingkat kabupaten di SMA N 1 Tebingtinggi, Mei 2016. "Yang jelas ini menjadi kebanggan tersendiri bagi kami, apalagi ini mewakili Kabupaten Meranti.

Diceritakan guru Bahasa Indonesia tamatan FKIP Unri ini lagi, pada festival remaja yang akan digelar tanggal 26 hingga 27 Agustus 2016 nanti, sanggar seni yang dibimbingnya itu akan mementaskan lakon berjudul "Dukun-dukunan" karya Moliere yang telah diadaptasi Puthut Buchori. Kata Dewi lagi, sesuai dengan judul Dukun-dukunan itu, mereka akan menceritakan kisah suami istri yang hidup miskin. Si suami sering bermalas-malasan, sementara istri harus menggantikan posisinya sebagai tulang punggung keluarga demi menopang hidup sehari-hari.

Lama kelamaan, perjalanan rumah tangga mereka tidak mulus. Hampir setiap hari suami istri dari keluarga miskin ini bertengkar lantaran hidup serba kekurangan.

Bak gayung bersambut, dalam kekalutan masalah ekonomi, keluarga ini bertemu dengan seorang pembantu rumah tangga yang sedang mencari dukun untuk menyembuhkan penyakit anak majikannya. Si istri langsung melancarkan aksi busuknya. Istri si miskin dan pemalas itu akhirnya menceritakan bahwa suaminya lah orang yang sedang dicari. Suaminya dikatakan dukun yang bisa mengobati penyakit apapun. Sang suami yang merasa sudah dianggap dukun, mau-tidak mau harus mengikuti rencana sang istri.

"Endingnya nanti kita saksikan saja, kalau sinopsis ceritanya ya seperti itu. Lakon ini digarap dalam bentuk komedi dengan memasukkan beberapa unsur tradisi sebagai semiotiknya," ujar Dewi.

Ditempat terpisah, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Tebingtinggi Herman SPd MM mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung apapun bentuk kegiatan ekstra di sekolah. Apalagi kegiatan seni (teater) yang akhir-akhir ini begitu menghebohkan. Menurut Herman, ini kesempatan baik bagi sekolah yang Ia pimpin untuk bisa tampil di tingkat provinsi. "Ini bukan hanya tentang latihan tapi juga bisa memperkenalkan sekolah dan daerah, sesuai unsur-unsur tradisi yang dimasukkan di dalam penggarapan naskah," ujar Herman pula. ***