JAKARTA - Masyarakat pecinta sepakbola Indonesia pasti tidak asing dengan nama Djunaidi Abdillah. Gelandang Timnas Indonesia era tahun 1970-an ini punya teknik kelas dunia. Setiap umpanya selalu membuahkan gol. Bahkan, pemain kelahiran Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 21 Februari 1948 ini nyaris membukukan sejarah menjadi pemain Indonesia pertama di kasta tertinggi sepakbola Eropa.

Kiprahnya dalam skuad Garuda adalah bagian dari “tinta emas” sejarah sepakbola, beliau pernah merasakan polesan pelatih legendaris Indonesia, Wiel Coerver, juga pernah menjadi bagian dari Tim Nasional Indonesia yang disegani di Asia, termasuk pula bagian dari catatan sepakbola Abdillah adalah menahan keganasan The Red Devils, Manchester United tanpa gol.

Kini, muncul nama Junaidi Abdillah. Djunaidi Abdillah bukan gelandang Timnas tetapi kiper utama Tim Nasional (Timnas) Sepakbola Amputasi Indonesia yang akan berlaga pada Kejuaraan Dunia Sepakbola Amputasi di Turkiye, Oktober mendatang.

"Djunaidi Abdillah itu pemain pavorit almarhum ayah saya yang kebetulan mantan pemain Semen Padang. Makanya, almarhum memberi saya nama Junaidi Abdillah agar bisa menjadi pemain Timnas Indonesia," kata Junaidi Abdillah saat ditemui di tempat penginapan pemain Timnas Sepakbola Amputasi, Wisma Duta Wiyata Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (25/6/2022).

Pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, 11 Agustus 1989 ini memang sejak kecil dilatih ayahnya, Asrul bermain bola. Dan, dia juga ingin terkenal seperti gelandang Timnas Sepakbola Indonesia. Sayangnya, keinginnan itu kandas tatkala Djunaidi Abdillah terjatuh pada usia 10 tahun yang mengakibatkan tangan kanannya patah.

GoRiau Bersama Keluarga. (Dok; Pribad
Bersama Keluarga. (Dok; Pribadi)

"Waktu itu tulang tangan kanan saya patah sampai keuar menembus kulit dan sempat dibawa ke pengobatan tradisional. Mungkin tulang yang keluar itu tidak steril membersihkannya berakibat infeksi tulang sumsum sehingga terpaksa harus diamputasi," kenang putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Asrul dan Acih ini.

Keinginan menjadi pemain timnas sepakbola Indonesia itu terwujud tatkala Perkumpulan Sepakbola Amputasi Indonesia (PSAI) resmi berdiri tahun 2018. Djunaidi Abdillah termasuk salah satu pendiri PSAI.

"Saya itu termasuk salah satu pendiri PSAI. Makanya, saya senang dan bangga bisa mewujudkan impian almarhum bapak bisa memperkuat Timnas Sepakbola Amputasi Indonesia dan tampil di Piala Dunia," ujarnya.

GoRiau Saat menjalankan tugas di Keme
Saat menjalankan tugas di Kemenkumham. (Dok. Pribadi)

Aksi Junaidi Abdillah dalam menyelamatkan gawang Indonesia patut mendapat pujian. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) ini cukup berani dalam aksinya dalam mengamankan gawang.

"Biasa kan kalau tendangan bola itu selalu diarahkan dimana kelemahan kipernya. Tadinya, saya sempat trauma menyelamatkan gawang dengan menepis bola pakai lengan kiri. Karena, itu terlalu beresiko. Tetapi, sekarang sih sudah biasa karena sudah melakukan latihan. Mudah-mudahan di Kejuaran Dunia nanti, saya akan berusaha tidak kebobolan lagi," tandasnya. ***