PEKANBARU - Kelapa sawit kini tidak lagi menjanjikan sebagai komoditas utama di Provinsi Riau. Tidak stabilnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, membuat petani sawit menjerit.

Meskipun harga TBS kelapa sawit kelompok umur 10-20 tahun periode 11-17 Desember 2019, mengalami kenaikan harga menjadi Rp1.844,29 kilogram. Namun nominal itu belum dirasakan sampai ke petani.

Menyikapi hal itu, Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar, mengajak untuk beralih ke tanaman yang lebih ramah lingkungan. Banyak tanaman ramah lingkungan yang variatif dari hasil perkebunan dan pertanian.

"Tetapi, dengan adanya peralihan ini dipastikan tidak menganggu penghasilan petani sawit di Riau. Hanya saja, contohnya sudah banyak petani sawit yang mengalih fungsikan lahannya, menjadi lahan persawahan, perkebunan ubi gajah, dan lainnya," kata Syamsuar kepada GoRiau.com.

Syamsuar menambahkan, 16 Desember 2019, nanti pihaknya akan melaksanakan pertemuan penghasil sawit se Indonesia di Pekanbaru.

"InsyaAllah, kami terus memperjuangkan hak petani sawit. Agar kesejahteraan petani sawit bisa meningkat. Dalan pertemuan itu nantinya, untuk memperjuangkan petani sawit, demi kesejahteraan masyarakat," jelas Syamsuar, Rabu (11/12/2019).

Dalam rapat bersama Forkompinda dan bupati/walikota se Provinsi Riau di Pekanbaru, Syamsuar menegaskan, bahwa selama 10 bulan dirinya menjabat gubernur, ekonomi Provinsi Riau tak lagi mengalami inflasi.

"Alhamdulilah, ekonomi Provinsi Riau tidak lagi inflasi. Tapi hal ini jangan sampai membuat kita berpuas diri dan lengah," jelas Syamsuar. ***