BAGANSIAPIAPI -  Tidak seperti biasanya pedagang takjil di pasar Ramadan Fair II yang dipusatkan dilapangan sepakbola Perumnas Bagan Batu kota itu sepi pengunjung. Padahal, pada bulan Ramadan tahun lalu, mereka bisa meraup keuntungan yang cukup lumayan dengan menjual beraneka makanan dan minuman selama bulan puasa. 

 Usut punya usut, ternyata salah satu faktor sepinya pengunjung untuk membeli jajajan berbuka puasa dipasar itu diduga karena pada waktu bersamaan juga ada digelar Bazaar dan pasar malam dilokasi berbeda. Sontak, pedagang pun protes karena pada kesepakatan awal pada rapat dikantor camat Bagan Sinembah, tidak ada pasar keramaian serupa selain Ramadan Fair. 

 " Kalau tahun ini penjualan merosot drastis, karena pengunjung sepi.  Bahkan stand bazar juga banyak yang kosong. Ini semua jelas karena ada pasar malam dan bazar lain, " kata Iwan salah seorang pedagang takjil di pasar Ramadan Fair, Minggu (28/5/2018). 

 Bahkan memasuki hari kesepuluh Ramadan, kata Iwan, jumlah pengunjung yang berbelanja sangat berkurang. Apalagi tahun ini, seluruh pedagang takjil diarahkan ke satu lokasi  dengan stand lengkap yang merupakan agenda rutin selama bulan puasa. 

 Selain Iwan, pedagang lain yang mengalami nasib yang sama juga mengungkapkan keluhannya. Sebut saja namanya Sisu, dia mengatakan, sepinya pengunjung karena ada penyebabnya. 

 " Kalau masalah ramai atau sepinya pengunjung itu kita bisa maklumi. Tapi, persoalannya sekarang sepinya pengunjung di pasar Ramadhan Fair ini kan karena adanya sebab musababnya, " kata Sisu menduga duga.

 Ditambahkan Sisu, semua masyarakat di Bagan Batu ini pasti tahu penyebabnya. Dan menurutnya,  ini semua terjadi karena memang ada faktor kesengajaan demi kepentingan yang tidak ingin Bagan Batu menjadi tertib. 

 Komentar warga terkait keberadaan pasar malam dan Bazaar juga beragam. Misalnya Suroso, dia sangat menyayangkan kegiatan positif yang menjadi agenda rutin ini kurang mendapat dukungan dari warga maupun pihak terkait. 

 Kendati demikian, dia mengaku salut dengan para pedagang takjil yang tetap bertahan menunggu pembeli dilokasi Ramadhan Fair tersebut walaupun mengadu nasib. Coba kalau seluruh pedagang berdagang pinggir jalan, tentu jalanan jadi macet. 

 Menyikapi komentar pedagang dan warga, Kapolsek Bagan Sinembah, Kompol Vera menegaskan, dalam rapat di kantor Camat tidak ada peraturan yang membatasi pedagang untuk membuka usahanya. Jika ada warga yg mengajukan pasar malam dan sesuai prosedur tentang izin keramaian, maka pihaknya akan memproses.

 " Tidak ada dasarnya kita menolak karena berpedoman pada PP Nomor 60 tahun 2017," kata Kompol Vera kepada GoRiau.com.

 Mengenai pemindahan pedagang takjil yang berada dipinggir jalan, kata Vera, itu merupakan antisipasi agar tidak ada kemacetan disepanjang jalan lintas. Pemindahan itu juga bertujuan agar kegiatan jual beli pasar Ramadan berada pada satu titik.

 Sementara itu,untuk  menindaklanjuti keingintahuan warga khususnya pedagang takjil tentang hasil rapat dikantor Camat Bagansinembah beberapa hari yang lalu yang katanya sepakat tidak ada pasar serupa selain Ramadan Fair II, media ini berusaha mengirim pesan melalui Whatsapp. Namun hingga kini belum ada jawaban dari Camat Bagansinembah, Sakinah. ***Â