Peristiwa tewasnya suporter PSPS, Tegar Saputra, Minggu (10/3/2013) merupakan kejadian memilukan bagi insan olahraga khususnya sepakbola dan lebih khusus para pendukung PSPS Pekanbaru. Peristiwa ini terjadi disaat Askar Bertuah sedang berjuang untuk masuk ke papan tengah Liga Super Indonesia. Meski pengeroyokan terjadi luar stadion, namun perlu menjadi pelajaran bagi kita semua. Untuk mengenang tujuan berdirinya kelompok suporter PSPS ini, GoRiau.com membuat kilas balik tentang tujuan berdirinya kelompok suporter, khususnya Asykar Theking yang kini menjadi sebuah kekuatan yang cukup disegani ini.

Dua belas tahun lalu, tepatnya, 21 Desember 2001, bertempat di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru, sebuah kelompok suporter yang akan mengalirkan dukungan PSPS Pekanbaru, yang saat itu akan menghadapi Liga Indonesia VIII, hadir. Kelompok yang diberi nama Asykar Theking, merupakan kelompok suporter pertama yang terorganisir, yang ada di Pekanbaru. Awal pendirian, Asykar Theking disponsori beberapa pencinta sepakbola PSPS yang sebelumnya hanya merupakan penonton fanatik dan kelompok-kelompok kecil.

Gagasan pendirian kelompok suporter ini sebenarnya dirintis jauh sebelumnya. Dengan melakukan studi banding ke kelompok suporter, Pasoepati (kelompok suporter Pelita Solo) yang saat itu merupakan kelompok suporter yang sangat disegani di tanah air disamping Viking Persib Bandung. Dan sebagai realisasi, mantan Presiden Pasoepati saat itu, Mayor Haristanto pun hadir di Pekanbaru untuk menukangi pendirian Asykar Theking - julukan suporter PSPS ini.

Asykar Theking lahir agar PSPS tidak berjuang sendirian membela panji-panji Riau. Kelompok Asykar Theking juga bertekad untuk mengharumkan nama Riau dengan cara-cara sportif, atraktif dan kreatif dari pinggir lapangan. Pecahan-pecahan kelompok suporter kecil pun akhirnya sepakat mengkristal dan menyatu dalam satu wadah bernama Asykar Theking. Pengambilan julukan Asykar Theking, saat itu diterima semua kelompok.

Asykar Theking diambil dari penggalan kata Asykar sebagai arti pasukan dalam bahasa Melayu. Hanya saja, berbeda dengan kata 'Askar' pada julukan tim PSPS, Asykar pada kelompok suporter menambahkan huruf y dan tanda tasdit diantara huruf s dan y sesuai dengan ejaan Arab Melayu. Theking merupakan istilah dalam panggilan sehari-hari di kehidupan orang Melayu yang merupakan panggilan untuk seseorang yang mempunyai keinginan 'tanpa henti' untuk mencapai sesuatu dan pantang menyerah.

Dan dengan semangat persatuan untuk memberikan dukungan kepada PSPS yang saat itu telah menjadi salah satu tim elit tanah air, kelompok suporter kecil pun akhirnya sepakat meleburkan diri dibawah satu nama Asykar Theking. Dan dalam perjalanannya, dukungan yang diberikan Asykar Theking akhirnya mampu menggelorakan PSPS sebagai salah satu tim elit dengan dukungan suporter yang solid.

Meski saat itu, Asykar Theking sudah mengenal istilah rayon atau bathin-bathin, namun semua bathin tetap mengacu pada induk organisasi yang bernama Asykar Theking. Hanya saja, dalam aktifitas dan kreatifitas, setiap bathin diperbolehkan untuk melahirkan ide-ide kreatif dan atraktif. Jadilan Asykar Theking makin kreatif dengan kumpulan bathin-bathin yang umumnya juga diisi oleh anak-anak muda kreatif dalam memberikan dukungan untuk PSPS.

Kebesaran Asykar Theking memang sempat melahirkan kecemburuan akibat fraksi-fraksi dan perbedaan pendapat di dalam tubuh organisasi, namun saat itu semua bisa diredam mengingat tujuan berdirinya kelompok suporter adalah untuk mengalirkan dukungan ke PSPS sebagai ujung tombak pembawa panji-panji Riau dalam kancah sepakbola nasional.

Dan kini kelompok suporter PSPS, bukan hanya Askyar Theking. Perkembangan sepakbola yang semakin pesat juga telah melahirkan kelompok-kelompok kreatif lainnya. Meski begitu, kita harus mengingat bahwa kelompok suporter tetaplah kumpulan motivator dan pendorong tim yang diusung. Mereka adalah pejuang yang ikut mendorong kemajuan PSPS yang kini sedang mengincar mahkota di Liga Super membutuhkan dukungan, namun semua itu harus mengalir dengan ide-ide kreatif yang lebih penting adalah tetap menjaga persatuan dan kesatuan. (nti)