PEKANBARU - Perekonomian Provinsi Riau tahun 2018 tumbuh melambat jadi 2,34 persen, melambat dibanding tahun 2017 sebesar 2,68 persen.

"Makanya pertumbuhan ekonomi kita agak rendah," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Rabu (6/2/2019).

Ia menguraikan, dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 8,67 persen.

Kemudian, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga yang tumbuh sebesar 9,25 persen.

Sementara itu, berdasarkan year on year (y-on-y), ekonomi Riau triwulan IV-2018 tumbuh sebesar 1,28 persen. Di mana, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha Jasa Lainnya sebesar 9,15 persen. Lalu, dari sisi pengeluaran dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga yang meningkat sebesar 6,31 persen.

Sedangkan, berdasarkan q-to-q, ekonomi Riau triwulan IV-2018 tumbuh sebesar 0,68 persen terhadap triwulan IV-2017. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Lainnya sebesar 7,68 persen. Sementara dari sisi pengeluaran terutama didorong oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh sebesar 1,75 persen.

Secara spasial, pada tahun 2018 Provinsi Riau berkontribusi sebesar 5,04 persen terhadap perekonomian nasional.

Di mana, perekonomian Riau tahun 2018 bila diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp755,27 triliun meningkat dibanding tahun 2017 yang sebesar Rp704,80 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp482,09 triliun meningkat dibanding tahun 2017 yang sebesar Rp471,08 triliun.

"Provinsi Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar kelima di Indonesia atau PDRB terbesar di luar Pulau Jawa," tandasnya. ***