TELUKKUANTAN – Masyarakat Desa Kototaluk, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, menilai panitia pelaksana iven pacu jalur Kuantan Mudik tidak bertanggung jawab. Sebab, hadiah untuk juara X tak jelas ujung pangkalnya.

Demikian disampaikan Dian Afriansyah, pengurus jalur Giriang-giriang Perak Gonto Kuantan, Selasa (30/8/2022) siang. Jalur ini mendapatkan peringkat ke-10 pada iven yang digelar di Tepian H Saidina Ali pada 6-8 Agustus 2022.

"Kami minta sama panitia, panitia bilang ini tanggung jawab Dinas Pariwisata. Kami minta ke Dinas Pariwisata, mereka bilang ini tanggung jawab panitia. Sementara, juara I-IX sudah menerima hadiahnya," ujar Dian.

Dikatakan Dian, jalur andalan masyarakat Kototaluk ini mendapatkan juara X dengan hadiah uang tunai senilai Rp3 juta ditambah tonggol juara.

"Pada saat penutupan, kami terima tonggol juara dan uang tunai Rp3 juta secara simbolis. Sama dengan juara lain, uang hadiah ditransfer ke rekening jalur. Sekarang juara lain sudah terima, kami belum," tutur Dian.

Sementara itu, Camat Kuantan Mudik, Sadarisnah, menyatakan hadiah juara X merupakan tanggung jawab panitia.

"Ini kan memang tanggung jawab panitia, karena tidak ada anggaran di APBD. Jadi, silahkan yang terkait menghubungi ketua panitia untuk lebih jelas. Itu saja ya, dari kami," kata Sadarisnah.

Secara terpisah, Azrori Analke Apas, Ketua Panitia Pacu Jalur Kuantan Mudik 2022, menegaskan hadiah merupakan tanggung jawab Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing.

"Jangan seenaknya dinas melempar tanggung jawab ke panitia, kalau panitia yang selesaikan atau menutupi, ya harus jelas pernyataan tertulis dari dinas," ujar Azrori.

Azrori menyatakan bahwa sampai saat ini hak keuangan panitia juga belum ditransfer oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing.

"Kalau pun panitia menutupi, hingga sampai kini, hak keuangan panitia saja belum ditransfer. Dari Rp117 juta, Rp84,5 juta untuk hadiah dan sisanya akan ditransfer ke rekanan. Tapi kemaren kita cek, belum juga ditransfer," ujar Azrori.

Anggota DPRD Kuansing ini menyatakan bahwa tidak adanya anggaran untuk juara X karena kesalahan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing. Sebab, dinas menganggarkan hadiah untuk juara I-X, tapi juara IX kosong.

"Ini kelalaian dinas, sebelumnya menganggarkan hadiah 1-10 dan hadiah ke-9 kosong, 1-8 dan loncat ke-10. Saya minta Kabid Kebusayaan harus kerja serius," tutupnya.***