SELATPANJANG - Tak pernah berpisah jauh sejak kecil membuat keluarga suku akit ini merasa berat ketika anaknya berangkat melanjutkan pendidikan di Pesantren Nuuwar Bekasi Jakarta. Saat mengantar di Pelabuhan Tanjung Harapan Selatpanjang terlihat mereka saling menangis.

Kejadian ini ketika tiga anak suku akit yang mualaf diberangkatkan oleh Yayasan Fitrah Madani Meranti ke Jakarta. Keluarga pun terlihat mengantar hingga ke pelabuhan.

Dua dari tiga anak yang berangkat merupakan siswi tamatan sekolah dasar. Di usia yang masih 13 tahun itu mereka harus berpisah jauh (Meranti dan Jakarta).

Awalnya biasa saja. Tapi, ketika kedua perempuan bernama Dewi Lestari (12) dan Suspita (13) naik ke Feri yang memberangkatkan mereka ke Batam, air mata mulai bercucuran. Sambil melambaikan tangan dari dalam Feri, Suspita dan Dewi tak henti-hentinya menangis. Begitu juga keluarganya yang menunggu di ponton Pelabuhan Tanjung Harapan.

Di sela-sela kesedihan itu, Dewi dan Suspita mengaku belum pernah sekalipun berpisah dengan keluarganya. Sejak kecil hingga tamat sekolah dasar, mereka selalu bersama.

"Sedih aja harus berpisah," kata Dewi sambil dianggukkan kepala oleh Suspita.

Sementara Riko, tidak terlihat menangis. Ia duduk dengan tenang selama keberangkatan menuju Batam.

Dewi dan Suspita diberangkatkan ke Batam untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Mereka dikirim oleh Yayasan Fitrah Madani Meranti untuk melanjutkan pendidikan di Pesantren Nuuwar Bekasi Jakarta.

Dewi dan Suspita akan melanjutkan pendidikan Madrasah Tsanawiyah, sementara Riko melanjutkan pendidikan tingkat Madrasah Aliyah. ***