TELUKKUANTAN - Mekanisme pelayanan dan penanganan terhadap Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP) di Kuantan Singingi, Riau dikeluhkan. 

Hal itu diungkapkan Anggota DPRD Kuansing, Fedrios Gusni kepada awak media via telp di Muara Lembu. Dikatakan Fedrios, dirinya mengalami langsung kondisi tidak mengenakkan yang dilakukan petugas kesehatan di Kuansing, terkait penanganan terhadap dirinya.

Fedrios menceritakan, dirinya memang baru pulang melakukan kunjungan ke Jakarta, pada 17 Maret lalu. Sehari setelah melakukan perjalanan, dirinya mengalami demam dan kondisi tubuh lemah. Tapi dirinya tidak mengalami pilek dan batuk.

Dirinya akhirnya berobat di Rumah Sakit Kuantan Medika, namun karena kamar penuh dipindah ke Klinik Zahra Medika di Teluk Kuantan, dan dirawat selama 3 hari dibawah penanganan dr Juliansep.

Setelah melakukan perawatan selama 3 hari, dirinya atas saran dokter dibolehkan pulang dan diminta untuk diisolasi di rumah selama 14 hari, dengan catatan akan diperiksa lebih lanjut oleh petugas kesehatan dari Pekanbaru, jelas Fedrios.

Akhirnya setelah 3 hari di rumah, petugas kesehatan pun datang untuk melakukan pengecekan rapid test, sekaligus memastikan apakah dirinya positif atau negatif Corona.

Namun setelah dirinya bertanya, ternyata petugas yang datang berasal dari RSUD Teluk Kuantan, bukan dari Pekanbaru seperti disampaikan sang dokter. Dan lucunya, ketika saya tanya kapan hasil sampel rapid test saya itu diketahui, tidak satupun yang bisa memastikan. Menurut mereka di Kuansing tidak ada alatnya, jadi kirim ke Pekanbaru atau Jakarta dulu, ujar salah seorang petugas, ucap Fedrios.

Saya pun tak habis fikir dengan kinerja petugas kesehatan di Kuansing ini, kalau yang akan ambil sampel rapid test hanya petugas di Teluk Kuantan, kenapa tidak waktu saya dirawat kemarin dilakukan. Akan lebih cepat diketahui dan ditangani, imbuhnya.

Parahnya, ketika saya minta dirujuk ke Pekanbaru, pun tidak dibolehkah, sementara penanganan bertele-tele seperti saat ini, ucapnya dengan nada kecewa.

Sedangkan di masyarakat, di keluarga saya sudah dijustice, bahkan sebagian masyarakat awam berkesimpulan saya terkena Corona. Ini kan akhirnya menimbulkan fitnah, ujar Fedrios dengan nada kesal.

Kalau memang ada orang atau warga yang diduga terkena, mestinya diperiksa lebih awal, jadi jelas positif atau negatifnya. Kalau memang positif, bisa ditangani lebih awal. Tidak muncul fitnah, dan ketakutan berlebihan, di tengah masyarakat, ungkap Fedrios.

Kalau terhadap dirinya saja pelayanan petugas demikian, bagaimana dengan masyarakat kebanyakan. Dirinya minta Bupati Kuansing, Drs H Mursini melakukan evaluasi menyuruh terhadap penanganan Corona di daerah ini.

Kalau memang petugas kita tidak sangup, serahkan atau rujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih memadai. Berikan penjelasan detail terhadap pasien, kalau nggak ada alatnya sampaikan, tukas Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kuansing ini.

Diakhir wawancara, Fedrios menyebut kan kini kondisi dirinya sudah mulai membaik. Namun memang sesuai SOP, dirinya mengikuti instruksi untuk mengisolasi diri hingga 14 hari. Fedrios berharap dan mohon doa, agar dirinya dan seluruh lapisan masyarakat Kuansing terhindar dari bahaya virus Corona. ***