PEKANBARU - Dengan panjang garis pantai sekitar 2.076 kilometer atau dua kali lipat lebih panjang dari Pulau Jawa, Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman menyadari betapa besarnya tanggung jawab prajurit Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) di Kota Dumai, Riau dalam mengawasi aktivitas di perairan. Khususnya di daerah-daerah perbatasan Indonesia dengan negara-negara tetangga.

"Tanpa disadari batas (Malaysia, red) makin mendekat aja ke Dumai. Kita menyadari betul bahwa berbagai kegiatan di Dumai ini juga frekuensinya cukup tinggi, apa lagi yang dihadapi bea cukai," kata orang nomor satu di Riau tersebut saat memberikan kata sambutan dalam lomba memasak ikan patin Jalasenastri Cabang 4 Korcab I Daerah Jalasenastri Armada Barat di Mako Lanal Dumai, Minggu (20/8/2017).

Untuk itu, kata Gubri, pengawasan akses keluar masuk di pintu-pintu perbatasan perlu diperketat untuk mencegah masuknya narkoba atau praktek-praktek melanggar hukum lainnya.

Sebenarnya instruksi yang serupa untuk memperketat daerah perbatasan khususnya di Papua, Kalimatan dan NTT pun telah diungkapkan oleh Presiden RI, Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Sayangnya, tingkat kesulitan pengawasan perbatasan antara Riau dengan Malaysia dimata pusat dianggap 'enteng' saja. Padahal jika dibayangkan garis pantai panjang yang dimiliki Riau itu dengan keterbatasan peralatan yang ada, tentunya tingkat kesulitan dalam pengawasannya sangat rumit.

"Presiden sampaikan berkali-kali agar perbatasan perlu diperhatikan, seperti di Papua, Kalimantan, dan perbatasan Timor-Timur. Kita yang di Dumai dianggap tingkat kesulitannya rendah, tapi kita berat juga. Garis pantai kita. 2.076 kilometer lebih, dua kali Pulau Jawa. Memang luar biasa," paparnya.(adv)